Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesuksesan Pemasaran

Kompas.com - 16/04/2012, 08:37 WIB

KOMPAS.com - Teguh Cahaya Surya, eksekutif pada sebuah perusahaan pertambangan, terkesiap ketika hendak membeli rumah di lokasi strategis di Serpong. Ia harus mengambil kupon antre dan menyerahkan tanda daftar sebesar Rp 5 juta.

Hal yang mengejutkannya, mengapa mesti antre dan membayar Rp 5 juta? Harga rumah yang ditawarkan pun bukan main-main. Ada yang setara harga rumah di pusat kota. Bahkan, ada yang di atas harga rata-rata rumah di Jakarta. Luar biasa, gumam Teguh. Namun, karena ia ingin berdomisili di Serpong, syarat itu ia penuhi.

Bagi dia, jamak kalau rumah di DKI Jakarta mahal. Jakarta sentra untuk pelbagai hal; bisnis, pemerintahan, tempat beredarnya lebih dari 40 persen uang, jasa, budaya, pendidikan dan sebagainya. Kesempatan meraih bintang lebih besar di sini.

Akan tetapi, kalau rumah di beberapa proyek elite Serpong lebih mahal dengan rumah di beberapa lokasi di Jakarta, ini fenomena menarik. Serpong yang 35 tahun silam masih berwujud hutan dan daerah resapan air kini menjadi salah satu kawasan perumahan paling diperhitungkan di Indonesia. Pengembang yang berlabuh di sini pasti sukses.

Kilau reputasi para pengembang di Serpong tidak kalah dengan reputasi sejumlah pengembang di Jakarta. Para pengembang di sana berani melepas harga sekian miliar rupiah per rumah. Dan, laris seperti pisang goreng panas.

Kunci kesuksesan para pengembang di sana ialah pasnya tema, komunikasi yang cerdas, serta pemasaran dan rapinya infrastruktur.

Para pengembang di Serpong ahli meluncurkan produk baru yang ramah lingkungan, dekat lapangan golf, hutan kota, dan di tepi danau buatan. Lalu, bangunan dikemas sedemikian rupa sehingga sangat menyita kekaguman, tidak kalah menawan dengan rumah di kawasan Bukit Golf, Permata Hijau, Pantai Mutiara, Permata Mediterania, dan sebagainya. Lalu, untuk menembus rintangan jarak ke Ibu Kota, dibangun akses baru ke jalan tol, perbaikan jalan tembus dan pembangunan fasilitas menarik untuk keperluan seluruh warga Serpong.

Kini, Serpong menjadi sentra bisnis baru, pusat makanan, sentra pendidikan, kesehatan, rekreasi, dan sebagainya. Hadirnya aneka fasilitas ini praktis membuat Serpong pilihan menarik dan kawasan elite baru yang paling diperhitungkan. Harga rumah cepat melesat. Ini salah satu sebab mengapa konsumen rela antre membeli rumah. Konsumen sadar, mereka terbentur persoalan kemacetan, tetapi itu semua dianggap ”biasa”.

Fenomena Serpong meneguhkan kembali genre yang menekankan isu mutakhir, pengemasan proyek yang memancing selera, dan pemasaran dengan sopistikasi tinggi. Tidak terbayangkan, sentra hunian dan bisnis yang berjarak 20-an kilometer dari Jakarta bisa demikian diminati publik. Ini seyogianya menggugah pengembang lain untuk menciptakan produk baru dengan formula lebih menawan. (Abun Sanda)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Spend Smart
Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Spend Smart
Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

Whats New
Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com