Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panas Bumi Digarap

Kompas.com - 18/04/2012, 02:56 WIB

Jakarta, Kompas - PT Pertamina Geothermal Energy dengan Geothermal New Zealand bekerja sama mengembangkan sejumlah wilayah kerja panas bumi di Indonesia. Hal ini mendorong kapasitas anak usaha Pertamina itu dalam kegiatan eksplorasi dan produksi di beberapa wilayah kerja panas bumi.

Hal ini dituangkan dalam nota kesepahaman yang ditandatangani Presiden Direktur PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Slamet Riadhy dengan Steering Committee of Geothermal New Zealand (GEONZ) Mike Allen, di kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jakarta, Selasa (17/4). Penandatanganan disaksikan Menteri ESDM Jero Wacik beserta Menteri Perdagangan Selandia Baru Tim Groser.

Menurut Slamet, jenis kerja sama yang disepakati, antara lain, pembangunan laboratorium panas bumi yang dioperasikan bersama, penelitian bidang geologi, geofisika, dan cadangan regional bersama, bantuan implementasi penanganan kadar korosi (acid brine) di lapangan Lahendong, Sulawesi Utara, yang berkapasitas 20 megawatt.

Bentuk kerja sama lain berupa bantuan peningkatan mutu sumber daya manusia PGE yang meliputi pelatihan dan pendidikan lanjutan di Universitas Auckland serta memfasilitasi kerja sama antara perusahaan panas bumi Indonesia dan Selandia Baru.

Hal ini sebagai tindak lanjut penandatanganan kerja sama bidang panas bumi antara Menteri ESDM dan Menteri Perdagangan Selandia Baru yang ditandatangani kemarin pagi dalam pertemuan bilateral Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Perdana Menteri Selandia Baru John Key, di Istana Merdeka, Jakarta.

”Ini untuk mempercepat merealisasikan semua proyek pengembangan panas bumi, antara lain di Jawa, Sumatera, dan Nusa Tenggara,” kata Jero Wacik.

40 persen potensi dunia

Indonesia dan Selandia Baru sama-sama memiliki potensi panas bumi yang besar. Menurut data Kementerian ESDM, potensi panas bumi di Indonesia 29.000 megawatt electrical (MWe) atau 40 persen dari total potensi dunia. Potensi panas bumi ini tersebar pada 276 wilayah di Indonesia.

Namun, dari jumlah itu, hingga saat ini baru tereksploitasi 1.226 MWe atau 4,2 persen dari jumlah total potensi panas bumi. Pengembangan panas bumi di Indonesia bekerja sama dengan Pemerintah Selandia Baru telah dilaksanakan selama periode tahun 1972-1980.

Selandia Baru telah membiayai dan membangun pembangkit listrik geotermal pertama di Kamojang, Jawa Barat, yang telah beroperasi sekitar 30 tahun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com