Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Nelayan Lembata Hilang di Laut

Kompas.com - 21/04/2012, 03:26 WIB

Lewoleba, Kompas - Dua nelayan dari Desa Waijarang, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, hilang sejak Minggu (15/4). Berbagai upaya pencarian telah dilakukan, tetapi belum juga berhasil. Kedua korban diduga terseret gelombang ke perairan Laut Sawu.

Wakil Bupati Lembata Viktor Mado Watun di Lewoleba, Jumat (20/4), mengatakan, kedua nelayan kakak beradik bernama Achmad Yusuf (32) dan Afirudin Yusuf (29). Mereka pada Minggu itu melaut menggunakan perahu berukuran 8 meter x 1,5 meter, di perairan sekitar Desa Waijarang, Lembata,

”Pada malam hari keduanya tidak pulang. Pihak keluarga menduga keduanya masih mencari ikan, tetapi hari ini belum juga pulang atau belum ditemukan. Padahal, tim SAR, dibantu para nelayan setempat, telah mencarinya ke mana-mana di perairan biasa mereka melaut,” kata Mado.

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lembata Anton Suban Hali mengatakan, batas pencarian korban sampai hari Sabtu (21/4). Pencarian bisa diperpanjang setelah ada surat dari Bupati Lembata.

Pihak BPBD Lembata kini sedang mempertimbangkan tawaran Badan SAR Nasional Region Maumere ikut mencari kedua nelayan.

Menurut Anton, Minggu malam itu, sekitar 20 nelayan melaut. Perahu mereka yang berdekatan dihantam gelombang ganas sekitar pukul 24.00 Wita. Para nelayan balik ke pantai, tetapi kedua kakak beradik itu tidak pulang.

Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Flores Timur Maria Ema mengakui pihaknya bersama polisi setempat telah menangkap Kapal Motor Sejahtera Bahari. Kapal milik nelayan Sinjai, Sulawesi Selatan, itu diduga membawa 2,4 ton ikan tuna tanpa surat izin. Enam anak buah kapal, termasuk nakhoda, ditahan di Larantuka, Flores Timur. (KOR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Negara Penghasil Karet Terbesar Ketiga di Dunia Adalah Vietnam

Negara Penghasil Karet Terbesar Ketiga di Dunia Adalah Vietnam

Whats New
OJK Cabut Izin BPR Bank Jepara Artha di Jawa Tengah

OJK Cabut Izin BPR Bank Jepara Artha di Jawa Tengah

Whats New
Efek Taylor Swift, Maskapai Catat Lonjakan Perjalanan Udara ke Eropa

Efek Taylor Swift, Maskapai Catat Lonjakan Perjalanan Udara ke Eropa

Whats New
Bukan Hanya Bitcoin, Aset Kripto 'Alternatif' Juga Kian Menguat

Bukan Hanya Bitcoin, Aset Kripto "Alternatif" Juga Kian Menguat

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Kemenhub Sebut Kenaikan TBA Tiket Pesawat Tunggu Momen yang Tepat

Kemenhub Sebut Kenaikan TBA Tiket Pesawat Tunggu Momen yang Tepat

Whats New
Tiga Negara di Dunia dengan Jumlah Penduduk Terbesar, India Juaranya

Tiga Negara di Dunia dengan Jumlah Penduduk Terbesar, India Juaranya

Whats New
Proses Studi Kelayakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Dilanjutkan Pemerintahan Prabowo-Gibran

Proses Studi Kelayakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Dilanjutkan Pemerintahan Prabowo-Gibran

Whats New
Cek Harga Bahan Pokok, KPPU Sidak Pasar di 7 Kota

Cek Harga Bahan Pokok, KPPU Sidak Pasar di 7 Kota

Whats New
Kebijakan Impor Terbaru Dinilai Bisa Normalkan Pasar

Kebijakan Impor Terbaru Dinilai Bisa Normalkan Pasar

Whats New
Jadi Tuan Rumah ITS Asia Pacific Forum, Indonesia Bakal Pamerkan Transportasi di IKN

Jadi Tuan Rumah ITS Asia Pacific Forum, Indonesia Bakal Pamerkan Transportasi di IKN

Whats New
Apindo Nilai Kolaborasi TikTok Shop-Tokopedia Bisa Pacu Transformasi Digital di RI

Apindo Nilai Kolaborasi TikTok Shop-Tokopedia Bisa Pacu Transformasi Digital di RI

Whats New
Lowongan Kerja KAI Services untuk Lulusan S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja KAI Services untuk Lulusan S1, Ini Persyaratannya

Work Smart
Presdir Baru Sampoerna Ivan Cahyadi: Keberagaman di Sampoerna Itu Mutlak, karenanya Perusahaan Bisa Bertahan 111 Tahun

Presdir Baru Sampoerna Ivan Cahyadi: Keberagaman di Sampoerna Itu Mutlak, karenanya Perusahaan Bisa Bertahan 111 Tahun

Whats New
Apa Itu Negara Dunia Ketiga dan Kenapa Berkonotasi Negatif?

Apa Itu Negara Dunia Ketiga dan Kenapa Berkonotasi Negatif?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com