Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembatasan BBM Tidak Dimulai 1 Mei

Kompas.com - 24/04/2012, 15:11 WIB
Hindra Liu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, kebijakan pembatasan bahan bakar minyak bersubsidi jenis Premium bagi mobil pelat hitam dengan kapasitas mesin 1.500 cc tidak mungkin dilaksanakan pada 1 Mei 2012. Pemerintah masih menyusun rencana tersebut secara matang sehingga dapat diimplementasikan.

Saat ini, ada tiga hal target yang sedang dibahas oleh pemerintah. "Target pertama, masyarakat harus memahami betul (kebijakan pembatasan Premium). Kedua, pemerintah harus siap betul. Ketiga, perlu disosialisasikan. Ide dan pemikiran yang bagus harus bisa diimplementasikan. Kita tidak mau asal menjeplak, terus tidak bisa berjalan. Kita ingin jalan," kata Hatta kepada para wartawan di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (24/4/2012).

Pemerintah dalam APBN-P 2012 menetapkan kuota konsumsi BBM bersubsidi (premium dan solar) sebesar 40 juta kiloliter. Namun, pada 2011 tercatat konsumsi sudah mencapai 43 juta kiloliter.

Pemerintah menilai, 77 persen dari BBM bersubsidi ini dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan atas. Kebijakan ini membuat pengguna mobil dengan kapasitas mesin 1.500 cc ke atas harus beralih memakai Pertamax atau bahan bakar gas. Berarti, pemilik mobil dengan kapasitas mesin di atas 1.500 cc mengalami kenaikan harga BBM Rp 5.500 per liter. Sebab, harga Pertamax saat ini sekitar Rp 10.000 per liter, sementara harga Premium bersubsidi Rp 4.500 per liter.

Menurut Hatta, salah satu alternatif mekanisme pembatasan adalah dengan menggunakan stiker. Kendati demikian, pemerintah terbuka atas alternatif mekanisme yang lain.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik mengakui, pengawasan penerapan pembatasan Premium bersubsidi bagi mobil pelat hitam dengan kapasitas mesin 1.500 cc ke atas tidak mudah. Untuk itu, pemerintah akan bekerja sama dengan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) serta kepolisian.

BPH Migas bekerja sama dengan kepolisian akan mengatur Premium bersubsidi dengan menggunakan stiker khusus yang akan dipasang pada mobil yang boleh menggunakan Premium bersubsidi. Stiker akan didesain agar tidak mudah dipalsukan, tak dapat dipindahkan ke mobil lain, dan mudah dikenali petugas stasiun pengisian bahan bakar untuk umum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

    Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

    Whats New
    Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

    Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

    Whats New
    Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

    Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

    Spend Smart
    Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

    Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

    Whats New
    Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

    Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

    Whats New
    Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

    Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

    Whats New
    Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

    Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

    Whats New
    Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

    Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

    Whats New
    Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

    Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

    Whats New
    Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

    Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

    Whats New
    Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

    Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

    Whats New
    Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

    Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

    Whats New
    TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

    TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

    Whats New
    Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

    Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

    Whats New
    Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

    Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com