Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peluang Baru Perfilman Nasional

Kompas.com - 30/04/2012, 04:37 WIB

Jakarta, Kompas - Kompilasi karya film pendek (omnibus) membuka peluang bagi perkembangan perfilman nasional. Film berbiaya rendah ini bisa mewadahi sineas muda untuk berkarya. Format yang menggabungkan kreativitas banyak sutradara film ini dianggap sesuai dengan gaya hidup masyarakat yang serba cepat.

Setelah Sanubari Jakarta yang disutradarai Lola Amaria dan sembilan sutradara muda lainnya, akhir pekan lalu giliran film Sinema Purnama diluncurkan ramai-ramai oleh empat sutradara, yakni Radian Kanugroho, Andra Fembriarto, Pandu Birantoro, dan Ray Nayoan. Mereka memproduksi film pendek tema cinta.

Dengan ”bungkus” cinta, keempat sutradara itu lalu membuat film yang masing-masing diberi judul sendiri, seperti Kios, Dongeng Ksatria, Dunia Paruh Waktu, dan Sinema Purnama.

Abdul Dermawan Habir, ko- produser film Dunia Paruh Waktu, mengatakan, omnibus sangat memberi peluang bagi sineas muda Indonesia untuk berkarya. Selama ini, anak muda selalu berpikir membuat film itu sulit karena mahal. Lewat omnibus, Rp 10 juta sudah jadi film,” kata Habir, Sabtu (28/4).

Pendanaan film omnibus biasanya dicari beramai-ramai. Mereka mencari sponsor, baik perusahaan maupun perseorangan. ”Kami mengedepankan semangat independen (mandiri). Kami berkarya tanpa harus bergantung kepada investor besar,” kata Pandu Birantoro, sutradara film Kios.

Selain Sinema Purnama, tahun ini artis Wulan Guritno juga meluncurkan omnibus berjudul Dilema bersama sutradara lain.

Praktisi bidang perfilman, yang juga Direktur Jive! Collection, Ronny P Tjandra, mengatakan, omnibus merupakan bentuk perlawanan anak muda untuk ikut terjun di industri perfilman nasional. Selama ini, produksi film dikuasai rumah-rumah produksi besar dengan film panjang.

Padahal, di Indonesia banyak sekali sineas muda yang sudah membuat karya film pendek. Namun, keberadaan mereka terpinggirkan karena karyanya tidak diputar di bioskop.

Di dunia perfilman internasional, film omnibus bukan barang baru. Beberapa sutradara besar, seperti Francis Coppola, Martin Scorsese, dan Woody Allen, sudah memproduksi omnibus tahun 1989. Di Indonesia, karya omnibus pertama dibuat tahun 1998 oleh empat sineas: Riri Riza, Mira Lesmana, Nan T Ahnas, dan Rizal Mantovani. Karya itu langkah awal mereka ke dunia layar lebar. (IND)

Omnibus sangat memberi peluang bagi sineas muda Indonesia untuk berkarya.Abdul Dermawan Habir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com