Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Indonesia: Orang-orang Ini Tidak Mau Diatur

Kompas.com - 30/04/2012, 09:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Berbeda ketika menanggapi akuisisi tidak langsung DBS ke Danamon, Bank Indonesia (BI) langsung angkat bicara terkait kritikan bankir yang menyatakan banyak regulasi BI menjadi hambatan utama pertumbuhan bisnis bank. Regulator perbankan itu berpendapat, sudah seharusnya perbankan meningkatkan kehati-hatian lewat aturan yang lebih ketat.

Sekadar mengingatkan, di Pricewaterhouse Coopers (PwC) Banking Survey 2012, hanya 11 persen bankir yang menyatakan, peraturan sektor perbankan cukup mendukung. Selebihnya beranggapan, aturan perbankan menimbulkan keresahan bagi manajemen, kendala profitabilitas, dan mengurangi kemampuan penyaluran kredit.

Regulasi yang paling memprihatinkan bagi responden adalah tertundanya kajian batas maksimum kepemilikan bank. PwC menggelar survei berbasis portal yang melibatkan lebih dari 100 eksekutif sejumlah bank dengan nilai aset yang mewakili 60 persen aset total perbankan.

Gubernur BI, Darmin Nasution mengatakan, otoritas harus mengatur ketat, karena perbankan merupakan lembaga yang menyimpan dana masyarakat. "Jika ada yang bilang regulasi BI menghambat industri, kami kira orang-orang ini tidak mau diatur," ujar Darmin, pekan lalu.

Aturan perbankan di beberapa negara ASEAN jauh lebih ketat dibanding Indonesia. Menurut Darmin, BI banyak menerbitkan regulasi baru karena merasa perlu mengatur intermediasi perbankan dan efisiensi penggunaan dana masyarakat. Hal ini terkait semakin dekatnya penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN, ketika bank dapat berekspansi bebas di sebuah negara.

Bila tidak efisien, bank lokal bisa semakin kalah bersaing dengan bank asing. "Bukan hanya credit to GDP rendah, juga tidak efisien, jadi perlu diatur supaya intermediasi kredit produktif berjalan dan efisiensi berjalan," katanya.

Pengamat Perbankan, Mochammad Doddy Arifianto mengatakan, BI perlu mengatur ketat, karena bank adalah lembaga kepercayaan. Namun, Doddy menyarankan, BI menjelaskan lebih dalam alasan dan tujuan aturan BI. Banyak aturan BI bertujuan baik, tetapi terkesan sangat memaksa. "Contohnya, penurunan NIM. Untuk menurunkan NIM, seharusnya BI meningkatkan persaingan di sektor dengan NIM tinggi lewat insentif. Kalau efisien, bank sudah efisien," ujarnya. (Roy Franedya/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com