Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank-bank Milik Keluarga Persiapkan Opsi IPO

Kompas.com - 08/05/2012, 09:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) segera mengeluarkan aturan kepemilikan mayoritas perbankan. Ini PR berat bagi para pemilik mayoritas bank, ada kemungkinan bank sentral membatasi kepemilikan saham investor di sebuah bank di bawah 50 persen.

Para pemilik, terutama bank keluarga berbenah. Mereka memutar otak agar dapat memenuhi aturan itu. Beberapa mengaku memilih opsi penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO).

Entah kebetulan atau tidak, kemarin sumber KONTAN di kalangan bankir membisikkan, BI akan membatasi kepemilikan saham mayoritas maksimal 40 persen. Tapi bagi bank yang sudah IPO, investor bisa memiliki 49 persen-51 persen saham di perbankan. "Bila induk perusahaan non-keuangan ditetapkan maksimal 30 persen, banyak bank lokal yang harus menjual saham," katanya. Sayang, hingga berita ini naik cetak, Kontan belum berhasil mendapatkan konfirmasi dari Deputi Gubernur BI, Muliaman Dharmansyah Hadad dan Halim Alamsyah.

Nio Yantony, pemegang saham PT Bank Nationalnobu (Bank Nobu) mengatakan, masih menunggu aturan tersebut. Ia mengaku, tahun ini pihaknya berencana mengurangi kepemilikan saham melalui skema IPO. "Kami akan lepas lebih dari 10 persen saham ke bursa, tetapi belum menentukan, milik pribadi atau Kharisma Buana Nusantara," ujarnya, Senin (7/5/2012). Komposisi di Bank Nobu: 30,8 persen milik Nio Yantony dan 69,2 persen PT Kharisma Buana Nusantara, milik Mochtar Riady.

Bank Maspion juga akan mengayunkan langkah serupa. Direktur Utama Bank Maspion Herman Halim mengatakan, pihaknya lebih memilih IPO ketimbang menjual kepada investor. Alasannya, sulit mencari investor dari penjualan strategis .

Menurut Herman, pemegang saham lama akan mempertimbangkan banyak hal, misalnya, investor tidak hanya mengucurkan modal, tetapi harus mampu mendukung pertumbuhan bisnis bank dalam jangka panjang. "BI sendiri lebih menyukai bank-bank melepaskan saham ke pasar modal," tutur Herman. Keluarga Alim memiliki Bank Maspion melalui PT Alim Investindo, dengan porsi 84,61 persen.

Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA), Jahja Setiaatmadja masih menunggu aturan kepemilikan itu. Setelah ada kejelasan, baru memproses pelepasan saham. "Kalau belum jelas, kami enggan mengomentari," ujar Jahja. Sampai 31 Desember, keluarga Hartono (Djarum) melalui Farallon Investment Indonesia memiliki 47 persen saham BCA.

Wakil Direktur Utama Bank Jasa Jakarta Lisawati sependapat dengan Jahja. Menurutnya, aturan GCG sudah sangat ketat, sehingga pemilik individu tidak bisa bertindak seenaknya. "Sanksi BI juga sangat tegas. Mulai teguran hingga penurunan tingkat kesehatan bank," ujarnya. (Roy Franedya, Nina Dwiantika/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com