Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Risiko bila Terpapar Asap Rokok 30 Menit

Kompas.com - 15/05/2012, 10:39 WIB

KOMPAS.com — Satu lagi peringatan untuk para pencandu rokok serta mereka yang hidup atau tinggal bersama para perokok aktif. Riset teranyar mengindikasikan, orang yang tidak merokok tetapi menerima paparan asap rokok tingkat rendah selama sekitar 30 menit, mengalami kerusakan yang signifikan pada lapisan pembuluh darah.

Temuan ini memiliki implikasi besar bagi kesehatan masyarakat karena kerusakan yang dihasilkan oleh asap rokok terkait dengan aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah), yang dapat memicu serangan jantung atau stroke.

"Menghirup asap rokok sekunder (secondhand smoke) dalam tingkat yang sangat rendah—jumlahnya sama yang dihadapi orang tua dan anak-anak dalam komunitas—tampak menimbulkan kerusakan pada salah satu  fungsi pembuluh darah setelah hanya 30 menit paparan," ujar peneliti utama  Dr Paul Frey dari divisi kardiologi di San Francisco General Hospital, dalam sebuah rilis berita American College of Cardiology.

"Temuan ini memiliki implikasi yang signifikan terhadap kesehatan masyarakat," tambah Frey. "Kami melihat penurunan yang begitu tajam pada fungsi vaskular meski seeorang hanya menerima paparan yang sangat singkat dan itu sangat memprihatinkan," jelasnya.

Dalam kajiannya, peneliti menggunakan mesin merokok untuk menghasilkan konsentrasi partikulat tertentu dan diukur dampaknya pada 33 partisipan sehat yang tidak merokok (perokok pasif) mulai usia 18-40 tahun. Para perokok dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan tiga tingkat paparan. Tiga tingkat tersebut adalah udara bersih; tingkat lebih rendah dari asap tersisa ditemukan di rumah perokok atau restoran, dan tingkat tinggi yang ditemukan di sebuah bar berasap atau kasino.

"Kami mampu secara tepat mengarakterisasi konsentrasi perokok pasif dan melihat seberapa besar tingkat paparan yang sangat rendah dapat memengaruhi kesehatan yang sebelumnya tidak pernah diteliti," jelas Frey.

Rencananya temuan ini akan dipublikasikan pada 22 Mei 2012 dalam Journal of the American College of Cardiology.

Hasil temuan mengungkapkan bahwa pembuluh darah utama yang ditemukan di lengan atas (disebut arteri brakialis) berisiko mengalami penyempitan pada mereka yang terkena paparan asap rokok sekunder alias menjadi perokok pasif.  Hal ini terjadi akibat lapisan dalam pembuluh darah tidak berfungsi sebagaimana semestinya.

Peneliti menegaskan perlunya suatu kebijakan yang lebih komprehensif untuk melarang orang agar tidak merokok di tempat umum. Mereka juga menyarankan kepada setiap dokter untuk berbicara dengan pasien mereka apakah tinggal dengan perokok atau tidak.

"Merokok merupakan salah satu faktor risiko yang dapat dicegah untuk penyakit jantung," kata Frey. "Kami berharap penelitian ini akan menyentuh para perokok agar menghentikan kebiasaan buruk mereka. Dengan begitu, mereka tidak hanya menjaga kesehatan jantung mereka sendiri, tetapi juga kesehatan orang yang ada di sekitar mereka," tutupnya.

Meskipun studi ini menemukan hubungan antara asap rokok dan kerusakan pembuluh darah, hal itu tidak membuktikan hubungan sebab-akibat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

    Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

    Whats New
    Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

    Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

    Whats New
    Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

    Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

    Whats New
    OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

    OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

    Whats New
    Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

    Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

    Whats New
    Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

    Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

    Whats New
    Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

    Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

    Whats New
    Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

    Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

    Work Smart
    Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

    Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

    Whats New
    Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

    Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

    Whats New
    Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

    Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

    Whats New
    Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

    Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

    Earn Smart
    Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

    Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

    Whats New
    Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

    Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

    Whats New
    Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

    Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com