Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

The Fed Biang Kerok JP Morgan Rugi 2 Miliar Dollar AS?

Kompas.com - 15/05/2012, 13:46 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Terlalu berani menaruh risiko tinggi dalam derivatif hingga bank besar di Amerika Serikat (AS) rugi miliaran dollar AS, harus menyalahkan siapa? Pasti, yang pertama kena tunjuk jari adalah trader JP Morgan Chase & Co.

Tetapi, yang harus dicermati adalah motivasi apa yang mendorong mereka mengambil ekstra risiko? Dalam hal ini, Fortune mengulas bahwa biang kerok utama adalah kebijakan suku bunga rendah yang dipertahankan The Federal Reserve (The Fed/bank sentral Amerika).

Kebijakan bank sentral yang dikawal Ben S Bernanke ini diyakini membuat industri perbankan berlomba-lomba menebus pendapatan yang hilang akibat kecilnya imbal hasil karena mengacu pada bunga The Fed.

Jadi, mengizinkan para eksekutif mundur seperti yang dilakukan JP Morgan pada pagi ini tak cukup adil dalam kasus ini. Toh, yang dilakukan bankir ini bertujuan terus menernakkan jutaan dollar demi keuntungan JP Morgan.

Mereka hanya mencoba terus mencetak uang dan menyeimbangkan kembali dislokasi posisi pasar yang diciptakan oleh besar bank.

Di luar taruhan di atas meja Wall Street, melemparkan kesalahan pada The Fed atas kerugian 2 miliar dollar AS ini mungkin cukup jauh, tapi sangat berdasar.

Kebijakan bunga rendah secara otomatis membuat keuntungan bank berkontraksi karena memaksa bank mengambil risiko yang lebih besar demi menuruti permintaan pemegang saham. Pemilik saham, selalu menuntut bank memiliki kinerja bagus, apapun yang terjadi di pasar.

Hal inilah yang sering kali dilontarkan oleh CEO JP Morgan, Jamie Dimon. Segala hal bisa dihalalkan demi membiakkan uang secara cepat. Kebijakan The Fed akhir-akhir ini dianggap memberikan kendala bagi bank untuk menyalurkan kredit secara normal.

Namun, bank juga tak dapat lepas dari kesalahan derivatif tersebut. Bank yang seharusnya mendapat keuntungan dari simpan pinjam, justru bertindak sebagai hedge fund. Memang, operasional sebatas simpan pinjam terlalu membosankan bagi bank dan tak terlalu mendatangkan keuntungan yang besar saat bunga rendah. Tapi hal ini menghindarkan mereka dari kerugian yang lebih besar. (Dyah Megasari/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com