Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Indonesia Menyukai Deposito

Kompas.com - 12/06/2012, 14:02 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan sekaligus Anggota Dewan Komisioner  Lembaga Penjamin Simpanan, Firdaus Djaelani, berpendapat masyarakat Indonesia masih menyukai dananya di deposito perbankan sebagai investasi.

Hal itu dikemukakan Firdaus dalam uji kelayakan dan kepatutan di Komisi XI DPR RI, Jakarta, Selasa (12/6/2012). "Masih dominannya sumber dana mahal di perbankan pada dasarnya disebabkan karena pola pikir masyarakat Indonesia yang masih menganggap bahwa deposito perbankan sebagai alternatif utama investasi," sebut Firdaus.

Ia menjelaskan, struktur dana pendanaan perbankan masih mengandalkan dana pihak ketiga terutama dana mahal. Dana mahal yang bersumber dari deposito masih mendominasi dengan 45,44 persen dari komposisi dana pihak ketiga (DPK).

Besarnya porsi deposito dalam DPK, kata dia, menyebabkan masih tingginya cost of fund perbankan sehingga menghambat usaha Pemerintah dan regulator untuk menekan suku bunga kredit perbankan. "Hal inilah yang kiranya perlu diluruskan Pemerintah yaitu dengan mendorong alternatif-alternatif investasi yang lebih menarik bagi masyarakat dan terjamin keamanannya," sambung dia.

Alternatif investasi tersebut, jelas Firdaus, dapat melalui pasar modal maupun IKNB (Industri Keuangan Non Bank). "Dengan cara tersebut komposisi pendanaan perbankan akan dapat bergeser lebih dominan ke arah giro dan tabungan yang cost of fund-nya lebih murah," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com