Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Negara Minati Proyek KA Cepat Cirebon-Surabaya

Kompas.com - 19/06/2012, 07:15 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian PPN/Bappenas Dedy S Priatna mengatakan, ada empat pihak yang menyatakan minat untuk ikut serta dalam studi kelayakan proyek kereta api cepat Cirebon-Surabaya.

"Ada Spanyol, Jepang, China, sama Bank Dunia, yang sampai ke Surabaya," sebut Dedy kepada Kompas.com, di DPR, Jakarta, Senin (18/6/2012).

Dedy menjelaskan, proyek kereta api cepat sebenarnya terdiri dari tiga tahap. Tahap satu untuk jalur Jakarta-Bandung. Tahap kedua yakni jalur Bandung-Cirebon. Tahap terakhir atau ketiga yaitu jalur Cirebon-Surabaya. Sejauh ini, kata dia, pemerintah baru melakukan studi kelayakan untuk proyek tahap I.

Pembiayaan untuk studi jalur Jakarta-Bandung berasal dari dana METI (Ministry of Economy, Trade, and Industry) Jepang. Dikatakannya, studi tahap satu akan selesai pada bulan September-Oktober. "Sekarang tahap satunya dulu diselesaikan, baru nanti tahap dua ke Cirebon. Nanti dari Cirebon ke Surabaya. Itu yang belum ada," sambung dia.

Disebutkannya, Jepang juga akan turut mendanai studi kelayakan untuk tahap dua. Tetapi, untuk tahap ketiga, Dedy belum bisa menyebutkan siapa yang akan membiayai studi kelayakan proyek kereta api cepat jalur Cirebon-Surabaya. Ini lantaran ada sejumlah pihak yang menyatakan minatnya. Mereka adalah Spanyol, Jepang, China, dan Bank Dunia.

"Terus terang saja tahap tiga ini oleh Kementerian Perhubungan belum ditetapkan siapa yang mau membiayai itu karena peminatnya cukup banyak," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Cara Cek Formasi CPNS 2024 di SSCASN | Prabowo soal Anggaran Makan Siang Gratis

[POPULER MONEY] Cara Cek Formasi CPNS 2024 di SSCASN | Prabowo soal Anggaran Makan Siang Gratis

Whats New
Insiden Pesawat Haji Terbakar, Bos Garuda: 'Confirm' Disebabkan Internal 'Engine'

Insiden Pesawat Haji Terbakar, Bos Garuda: "Confirm" Disebabkan Internal "Engine"

Whats New
Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com