SEMARANG, KOMPAS -
Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Jateng Urip Syihabuddin, Selasa (10/7), di Kabupaten Semarang, mengungkapkan, 11 jalur itu telah dikaji dan sebagian sudah diajukan kepada pemerintah pusat. Jalur-jalur itu antara lain Semarang-Lasem (122 km), Purwokerto-Wonosobo (92 km), Kedungjati-Yogyakarta (120 km), Semarang-Ambarawa (72 km), dan tujuh jalur lain. Jumlah itu hampir separuh dari total panjang rel KA di Jateng sepanjang 1.235 km.
Selama ini jalan-jalan di kabupaten/kota banyak yang rusak akibat menanggung beban terlalu berat dari truk-truk angkutan barang. Angkutan barang menggunakan kereta api akan sangat membantu mengurangi beban jalan raya.
Tahun 2011, pihaknya telah mengkaji jalur Tuntang-Kedungjati dan sudah diajukan ke Kementerian Perhubungan. Namun, pengaktifan kembali rel-rel mati itu diperkirakan berlangsung hingga 2030.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat PT KAI Daerah Operasional IV Sapto Hartoyo mengatakan, jika saat ini perbandingan aktivitas angkutan barang dengan angkutan penumpang 40 banding 60, kelak aktivitas angkutan barang mencapai 60 persen dan sisanya angkutan penumpang. PT KAI sudah menyediakan 100 lokomotif dan 1.200 gerbong barang.
Peneliti transportasi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Djoko Setijowarno, mengatakan, penghidupan kembali jalur-jalur yang mati akan sangat efektif untuk mengurangi kesibukan angkutan barang di jalan raya. Namun, harus ada akses rel KA di pelabuhan dan sentra industri.