Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MTI: Untuk Lebaran, Rangkaian KA Harus Ditambah

Kompas.com - 16/07/2012, 07:17 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com Pengamat transportasi dari Universitas Soegijapranata, Semarang, Djoko Setijowarno, berpendapat, panjang rangkaian kereta api seharusnya ditambah demi melayani penumpang di musim Lebaran 2012. "Untuk menambah penumpang kereta api di musim Lebaran, tak harus tambah frekuensi kereta api, tapi menambah panjang rangkaian," ujar Djoko kepada Kompas.com, Minggu (15/7/2012).

Dia menjelaskan, panjang rangkaian kereta sekarang maksimal 12 kereta. Padahal, daya tarik lokomotif bisa hingga 20 kereta. Permasalahannya terletak di panjang peron di stasiun terbatas. Sebagai solusi, peron di stasiun perlu diperpanjang, terutama di jalur pantura yang sedang dikerjakan jalur ganda.

Panjang rangkaian kereta pun, kata Djoko, tak akan memengaruhi konsumsi bahan bakar minyak (BBM). "Lokomotif membawa sedikit dan banyak rangkaian tidak mempengaruhi penggunaan BBM. Sama saja habisnya," jelasnya.

Harapannya, lanjut dia, semua stasiun bisa mempunyai peron yang panjang seperti di Sumatera Selatan. "Juga kereta api barang bisa narik 30 gerbong, sekarang maksimal sekitar 15 gerbong," pungkas Djoko.

Kementerian Perhubungan menargetkan tambahan tiga rangkaian kereta ekonomi untuk menghadapi lonjakan jumlah penumpang pada Lebaran 2012. "Tahun 2012 ini, anggaran yang tersedia cukup untuk lima rangkaian kereta ekonomi dengan total 50 unit kereta. Namun, yang dapat dioperasikan pada angkutan Lebaran antara 2-3 rangkaian," kata juru bicara Kementerian Perhubungan, Bambang S Ervan, Minggu (15/7/2012), saat dihubungi harian Kompas di Jakarta.

Kereta baru yang dipesan Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkeretaapian dari PT Industri Kereta Api di Madiun, Jawa Timur, adalah kereta berpendingin ruangan. Hal ini merupakan kebijakan pemerintah untuk hanya memesan kereta berpenyejuk udara (air conditioner/AC).

Kereta yang dipesan oleh Ditjen Perkeretaapian berkapasitas 800 tempat duduk. Umumnya, satu rangkaian terdiri dari 10 unit kereta penumpang dan 1 unit kereta pembangkit. Harga satu unit kereta penumpang Rp 3,49 miliar, sedangkan kereta pembangkit Rp 4,28 miliar sehingga total harga sekitar Rp 40 miliar per rangkaian.

"Sebenarnya, kini belum ada kontrak untuk kereta api ekonomi AC karena anggarannya masih diberi tanda bintang (belum dapat dicairkan sebab menunggu persetujuan Kementerian Keuangan). Akan tetapi, minggu ini diharapkan tanda bintang dapat dihilangkan dan kontrak ditandatangani," ujar Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Ombudsman Minta Seleksi CASN Diundur Setelah Pilkada, MenPAN-RB: Tidak Mungkin Ditunda

    Ombudsman Minta Seleksi CASN Diundur Setelah Pilkada, MenPAN-RB: Tidak Mungkin Ditunda

    Whats New
    IHSG Ditutup Naik 0,24 Persen, Rupiah Lanjutkan Penguatan

    IHSG Ditutup Naik 0,24 Persen, Rupiah Lanjutkan Penguatan

    Whats New
    Temui Pemda Klungkung, Kemenkop UKM Pastikan Tak Ada Pembatasan Jam Operasional Warung Kelontong

    Temui Pemda Klungkung, Kemenkop UKM Pastikan Tak Ada Pembatasan Jam Operasional Warung Kelontong

    Whats New
    Dongkrak Transaksi Nontunai, Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD

    Dongkrak Transaksi Nontunai, Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD

    Whats New
    Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

    Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

    Earn Smart
    Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

    Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

    Earn Smart
    Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

    Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

    Earn Smart
    Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

    Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

    Whats New
    OJK Terbitkan Aturan 'Short Selling', Simak 8 Pokok Pengaturannya

    OJK Terbitkan Aturan "Short Selling", Simak 8 Pokok Pengaturannya

    Whats New
    2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

    2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

    Earn Smart
    3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

    3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

    Spend Smart
    Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

    Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

    Whats New
    Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

    Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

    Whats New
    Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

    Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

    Whats New
    Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

    Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com