Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbanas: Gaji Direksi Perbankan Tidak Perlu Dipertentangkan

Kompas.com - 19/07/2012, 10:26 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional (Perbanas) merasa tidak perlu mempertentangkan remunerasi, termasuk gaji direksi perbankan, di Tanah Air. Hal itu hanya akan menjadi kontroversi. Ketua Perbanas Sigit Pramono menjelaskan, pemberian remunerasi dan gaji bagi direksi ataupun karyawan adalah hak dari perbankan masing-masing.

Dia menganggap adalah hal wajar memberikan sebuah apresiasi atas kinerjanya saat ini. "Kalau bankir di Indonesia gajinya lebih tinggi dari bankir di Asia, saya tentu sudah punya rumah di Singapura. Ini sebaiknya jangan dipertentangkan. Hanya akan jadi kontroversi saja," kata Sigit selepas diskusi acara Indonesia Bankir Award di Hotel Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta, Rabu (18/7/2012) malam.

Memang perbankan di Tanah Air saat ini diimbau untuk melakukan efisiensi dari seluruh biaya yang dikeluarkan. Selain karena tuntutan dari perbankan internasional, hal itu akan menjadi ukuran kesehatan perbankan di Tanah Air. "Seluruh biaya termasuk gaji direksi ada di laporan keuangan. Cek saja di situ. Apakah sebesar itu," ujarnya.

Di luar soal efisiensi, Sigit juga mempermasalahkan saat BI menyinggung pendapatan bunga bersih (net interest margin/NIM) perbankan di Indonesia yang masih tinggi. Seharusnya, NIM ini tidak perlu dipermasalahkan . "NIM itu bukan dosa, melainkan prestasi. NIM itu hak, bukan inefisien. Dengan NIM yang besar, bank bisa menggaji karyawan dan direksi. Ini malah lucu, kalau NIM kecil diapresiasi, kalau NIM besar malah diprotes," tuturnya.

Sekadar catatan, BI merilis hasil studi tentang perbandingan biaya remunerasi dan gaji direksi ataupun karyawan perbankan di empat negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand. Studi dilakukan pada empat bank besar di masing-masing negara. Hasilnya, kontribusi gaji terhadap biaya overhead perbankan mencapai 2,44 persen (Indonesia), 1,81 persen (Filipina), 1,74 persen (Malaysia), 1,34 persen (Thailand).

Sementara gaji karyawan di perbankan mencapai Rp 93 juta per tahun (Filipina), Rp 194 juta per tahun (Indonesia), Rp 236 juta per tahun (Malaysia), dan Rp 300 juta per tahun (Thailand). Di sisi lain, remunerasi direksi perbankan mencapai Rp 2 miliar per tahun (Thailand), Rp 5,6 miliar per tahun (Malaysia), dan Indonesia mencapai Rp 12 miliar per tahun. "Saya pikir data tersebut perlu dikaji lagi," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    SeaBank Indonesia Bukukan Laba Rp 52 Miliar di Kuartal I-2024

    SeaBank Indonesia Bukukan Laba Rp 52 Miliar di Kuartal I-2024

    Whats New
    Bakal 'Buyback' Saham, Bos ADRO: Sebanyak-banyaknya Rp 4 Triliun

    Bakal "Buyback" Saham, Bos ADRO: Sebanyak-banyaknya Rp 4 Triliun

    Whats New
    Luhut Dorong Maskapai Penerbangan Asing Beroperasi di Indonesia

    Luhut Dorong Maskapai Penerbangan Asing Beroperasi di Indonesia

    Whats New
    Kementerian ESDM: 331 Perusahaan Industri Menghemat Energi pada 2023

    Kementerian ESDM: 331 Perusahaan Industri Menghemat Energi pada 2023

    Whats New
    Home Credit Catat Volume Pembiayaan Rp 2,59 Triliun Sepanjang Kuartal I 2024

    Home Credit Catat Volume Pembiayaan Rp 2,59 Triliun Sepanjang Kuartal I 2024

    Whats New
    Membangun Bisnis Kuliner bersama Boga Hiji

    Membangun Bisnis Kuliner bersama Boga Hiji

    Whats New
    Di Tengah Penurunan Penjualan Unit Baru, Tren Kredit Kendaraan Tetap Tumbuh

    Di Tengah Penurunan Penjualan Unit Baru, Tren Kredit Kendaraan Tetap Tumbuh

    Whats New
    RUPST, Emiten Boy Thohir ADRO Angkat Direktur Baru

    RUPST, Emiten Boy Thohir ADRO Angkat Direktur Baru

    Whats New
    Ketegangan Geopolitik Timur Tengah Dinilai Bikin Saham-saham Berfundamental Bagus Terdiskon

    Ketegangan Geopolitik Timur Tengah Dinilai Bikin Saham-saham Berfundamental Bagus Terdiskon

    Whats New
    Sri Mulyani Sebut Sedang Siapkan Anggaran Pemerintah Prabowo-Gibran

    Sri Mulyani Sebut Sedang Siapkan Anggaran Pemerintah Prabowo-Gibran

    Whats New
    Nilai Ekspor Indonesia Naik Jadi 19,62 Miliar pada April 2024

    Nilai Ekspor Indonesia Naik Jadi 19,62 Miliar pada April 2024

    Whats New
    Adaro Energy Bakal Tebar Dividen Final Rp 6,4 Triliun Tahun Ini

    Adaro Energy Bakal Tebar Dividen Final Rp 6,4 Triliun Tahun Ini

    Whats New
    Masuknya Starlink Dikhawatirkan Ancam Bisnis Operator Lokal, Luhut: Semua Harus Berkompetisi

    Masuknya Starlink Dikhawatirkan Ancam Bisnis Operator Lokal, Luhut: Semua Harus Berkompetisi

    Whats New
    OJK Bakal Bikin Ketentuan Tarif Premi Asuransi Kendaraan Listrik

    OJK Bakal Bikin Ketentuan Tarif Premi Asuransi Kendaraan Listrik

    Whats New
    Eks Pejabatnya Ditahan KPK Kasus Pengadaan Lahan, PTPN Sebut Dukung Proses Hukum

    Eks Pejabatnya Ditahan KPK Kasus Pengadaan Lahan, PTPN Sebut Dukung Proses Hukum

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com