Jakarta, Kompas
Proyeksi Bank Indonesia itu dikemukakan Deputi Gubernur BI Hartadi Agus Sarwono, menjawab pertanyaan wartawan di Jakarta, akhir pekan lalu.
”Kondisi perekonomian tidak secepat itu membaik sehingga proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar itu,” katanya.
Proyeksi BI tersebut lebih rendah dibandingkan dengan pemerintah, yang optimistis perekonomian Indonesia akan tumbuh 6,8-7,2 persen pada 2013. Menurut pemerintah, investasi menjadi andalan pertumbuhan ekonomi.
Namun, Hartadi beralasan, Dana Moneter Internasional (IMF) telah mengoreksi pertumbuhan ekonomi dunia lebih rendah daripada proyeksi semula. ”BI memperhitungkan hal itu juga,” tuturnya.
Semula, IMF memperkirakan ekonomi dunia akan tumbuh 4,1 persen pada 2013. Namun, beberapa hari lalu dikoreksi menjadi 3,9 persen.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia ini masih ditopang kuatnya permintaan domestik, baik konsumsi maupun investasi. Adapun cadangan devisa per 29 Juni 2012 mencapai 106,5 miliar dollar AS, setara dengan 5,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Secara terpisah, analis Citi wilayah Asia Pasifik, Helmi Arman, menyampaikan perkiraan bahwa impor barang modal akan sedikit melambat pada setengah tahun mendatang. Hal ini disebabkan impor barang modal yang digunakan untuk orientasi ekspor, seperti industri pertambangan dan komoditas.