Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Cepat Menyerah!

Kompas.com - 23/07/2012, 07:36 WIB
Abun Sanda

Penulis

KOMPAS.com -- Banyak aspek yang membuat sebuah proyek perumahan laris, di antaranya lokasi, infrastruktur, desain, dan nama pengembangnya.

Eksekutif properti Budiarsa Sastrawinata menyadari pelbagai aspek ini. Maka, saat ia menangani megaproyek properti seluas 6.000 hektar di Tangerang, ia membangun infrastruktur dan beberapa "magnet" agar banyak warga membeli rumah di sana.

Ia mengajak beberapa sekolah berkualitas untuk berlabuh di sana, misalnya Santa Ursula. Rupanya tidak mudah mengajak pimpinan sekolah itu membuka cabang di Tangerang. Namun, Budiarsa tidak menyerah. Ia terus melobi hingga akhirnya pimpinan Santa Ursula setuju. Ketika sekolah sudah selesai dibangun, ada persoalan lain, murid yang mendaftar hanya 11 orang. Bisa dimengerti kalau kemudian guru-guru menghela napas untuk mengajar di tepi Ibu Kota.

Budiarsa tidak habis akal, ia menyediakan mobil khusus untuk menjemput guru-guru sekolah itu dan memulangkan mereka usai jam pelajaran. Ia yakin, jumlah murid hanya soal waktu. Benar saja, sekolah ini kebanjiran murid dan menjadi sekolah favorit. Budiarsa tidak perlu antar jemput lagi.

Soal lain, Budiarsa ingin segera muncul tempat makan yang disukai publik. Pilihannya jatuh pada restoran cepat saji yang masyhur. Pemilik restoran enggan ketika ditawari karena perumahan itu masih sepi. Namun, Budiarsa terus melobi pemilik jaringan restoran cepat saji itu. Akhirnya, pemilik restoran itu, karena sungkan kepada Budiarsa, membuka restorannya. Tidak dinyana, restoran itu sangat laris.

Pilihan berikut jatuh pada toko skala kecil, tetapi serba ada. Ia membujuk sebuah jaringan toko terkenal. "Lobi alot," tutur Budiarsa, akhir pekan lalu. "Saya akhirnya pinjamin mereka dua ruko asal mereka bersedia membuka tokonya."

Budiarsa belum puas. Ia ingin mengajak warga kaya membeli rumah di proyek propertinya. Maka, ia merancang lapangan golf kelas dunia. Asa itu bisa terpenuhi kalau yang merancang adalah perancang kelas dunia. Pilihan jatuh pada mantan juara dunia Jack Nicklaus.

Ia berkirim surat ke Nicklaus, tetapi responsnya dingin. Budiarsa lalu bertolak ke Amerika Serikat untuk menemui Nicklaus di Palm Beach. Di sana ia diterima vice president perusahaan Nicklaus. Budiarsa, yang menyiapkan diri baik-baik, mempresentasikan rencananya sejam. Namun, hasilnya nihil.

Budiarsa tidak menyerah. Keesokan harinya ia datang lagi, kali ini yang menerimanya seorang senior vice president. Namun, ia kembali ditolak. Keesokan harinya ia datang lagi dan kali ini yang menemuinya Jack Nicklaus sendiri. Mantan pegolf dunia ini akhirnya setuju setelah melihat usaha Budiarsa yang pantang menyerah. Masalahnya hanya pada tarif yang mahal.

Budiarsa kembali ke Jakarta melapor kepada dewan komisaris. Datang dalam rapat untuk mendengar laporan Budiarsa, antara lain, Oom Liem dan putranya, Anthony Salim; Eka Tjipta Widjaja; serta Ciputra. Ada yang mempertanyakan, tetapi lebih banyak yang setuju. Akhirnya Budiarsa bertolak lagi ke Palm Beach. Kali ini ia ditemani Ciputra dan Pingki Pangestu. Dan, seperti diketahui, Jack Nicklaus yang datang sendiri ke Indonesia dan merancang lapangan golf itu.

Pesan dari kisah ini adalah jangan cepat menyerah. Bertarunglah habis-habisan, dengan elan yang berkobar. Ini salah satu kriteria menjadi usahawan berkelas. (Abun Sanda).

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kata Dirut Garuda soal Api di Mesin yang Sebabkan Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara Sultan Hasanuddin

Kata Dirut Garuda soal Api di Mesin yang Sebabkan Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara Sultan Hasanuddin

Whats New
Petrokimia Gresik dan Pupuk Indonesia Tingkatkan Produktivitas Padi di Timor Leste

Petrokimia Gresik dan Pupuk Indonesia Tingkatkan Produktivitas Padi di Timor Leste

Whats New
PPN 12 Persen: Siapkah Perekonomian Indonesia?

PPN 12 Persen: Siapkah Perekonomian Indonesia?

Whats New
KKP Ingin RI Jadi Pemenang Budidaya Lobster dalam 30 Tahun Mendatang

KKP Ingin RI Jadi Pemenang Budidaya Lobster dalam 30 Tahun Mendatang

Whats New
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen, Rupiah Menguat Dekati Rp 16.000 Per Dollar AS

IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen, Rupiah Menguat Dekati Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Amartha Promosikan Potensi UMKM Lewat The 2024 Asia Grassroots Forum

Amartha Promosikan Potensi UMKM Lewat The 2024 Asia Grassroots Forum

Whats New
Pengembangan Hub 'Carbon Capture and Storage', Pertamina Hulu Energi Gandeng ExxonMobil

Pengembangan Hub "Carbon Capture and Storage", Pertamina Hulu Energi Gandeng ExxonMobil

Whats New
SeaBank Indonesia Bukukan Laba Rp 52 Miliar di Kuartal I-2024

SeaBank Indonesia Bukukan Laba Rp 52 Miliar di Kuartal I-2024

Whats New
Bakal 'Buyback' Saham, Bos ADRO: Sebanyak-banyaknya Rp 4 Triliun

Bakal "Buyback" Saham, Bos ADRO: Sebanyak-banyaknya Rp 4 Triliun

Whats New
Luhut Dorong Maskapai Penerbangan Asing Beroperasi di Indonesia

Luhut Dorong Maskapai Penerbangan Asing Beroperasi di Indonesia

Whats New
Kementerian ESDM: 331 Perusahaan Industri Menghemat Energi pada 2023

Kementerian ESDM: 331 Perusahaan Industri Menghemat Energi pada 2023

Whats New
Home Credit Catat Volume Pembiayaan Rp 2,59 Triliun Sepanjang Kuartal I 2024

Home Credit Catat Volume Pembiayaan Rp 2,59 Triliun Sepanjang Kuartal I 2024

Whats New
Membangun Bisnis Kuliner bersama Boga Hiji

Membangun Bisnis Kuliner bersama Boga Hiji

Whats New
Di Tengah Penurunan Penjualan Unit Baru, Tren Kredit Kendaraan Tetap Tumbuh

Di Tengah Penurunan Penjualan Unit Baru, Tren Kredit Kendaraan Tetap Tumbuh

Whats New
RUPST, Emiten Boy Thohir ADRO Angkat Direktur Baru

RUPST, Emiten Boy Thohir ADRO Angkat Direktur Baru

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com