Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Gaji Tertinggi, Direksi Bank Beda Persepsi

Kompas.com - 23/07/2012, 13:29 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gaji dan remunerasi direksi bank di Indonesia dinilai paling tinggi se-Asia. Namun, direksi bank di Indonesia berbeda persepsi terhadap hasil survei dari Bank Indonesia (BI) tersebut.

Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Zulkifli Zaini menganggap bahwa hal tersebut harus diteliti kebenarannya. "Kami harus menyimak dengan hati-hati, perlu diteliti, perlu juga dicek kebenarannya," kata Zulkifli kepada Kompas.com di Jakarta, akhir pekan lalu.

Sekadar catatan, BI merilis hasil studi tentang perbandingan biaya remunerasi dan gaji direksi maupun karyawan perbankan di empat negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina dan Thailand. Studi dilakukan pada empat bank besar di masing-masing negara. Hasilnya, kontribusi gaji terhadap biaya overhead perbankan Indonesia mencapai 2,44 persen, Filipina 1,81 persen, Malaysia 1,74 persen, dan Thailand 1,34 persen.

Sementara itu, gaji karyawan di perbankan Filipina mencapai Rp 93 juta per tahun, Indonesia mencapai Rp 93 juta per tahun, Malaysia Rp 236 juta per tahun, dan Thailand Rp 300 juta per tahun.

Di sisi lain, remunerasi direksi perbankan mencapai Rp 2 miliar per tahun (Thailand), Rp 5,6 miliar per tahun (Malaysia), dan Indonesia mencapai Rp 12 miliar per tahun. "Itu sebenarnya harus dilakukan pengecekan oleh konsultan terkait remunerasi, yang biasa mengeluarkan data," tambahnya.

Zulkifli juga meminta pengecekan kembali apakah data yang telah dirilis oleh BI itu telah sepadan atau tidak dengan perbankan di Asia. Selain itu, BI juga harus memperhatikan permintaan dan penawaran tentang gaji bankir di negara masing-masing. "Tidak bisa bankir minta gaji tinggi, kalau demand enggak ada," tambahnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Sofyan Bashir justru menganggap santai isu tersebut. "Tidak apa-apa, tergantung dari pemegang saham mau menggaji kita berapa. Kan memang sudah ada ukurannya," kata Sofyan.

Adapun Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) Iqbal Latanro justru baru mendengar hasil survei dari BI tersebut. Kendati demikian, baik gaji direksi maupun bankir memang sudah diatur oleh pemegang saham.

"Saya tidak tahu, baru mendengar. Tapi soal gaji dan direksi bank itu memang ditentukan oleh bisnis bank-nya. Kalau mendapat laba, tentu gaji dan remunerasi akan tinggi," kata Iqbal.

Begitupun sebaliknya, saat bisnis bank merugi, perusahaan tentu akan menggaji karyawan secukupnya. Terlebih lagi, bank juga harus tumbuh sehingga kemungkinan juga akan mengurangi karyawannya. Dari sisi aturan, Iqbal juga menjelaskan bahwa soal gaji dan remunerasi adalah wewenang dari pemegang saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

    Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

    Whats New
    Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

    Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

    Earn Smart
    Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

    Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

    Earn Smart
    Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

    Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

    Whats New
    Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

    Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

    Whats New
    1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

    1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

    Spend Smart
    Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

    Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

    Whats New
    Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

    Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

    Whats New
    Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

    Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

    Whats New
    BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

    BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

    Work Smart
    Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

    Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

    Whats New
    Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

    Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

    Whats New
    Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

    Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

    Whats New
    Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

    Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

    Whats New
    Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

    Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com