Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Juli-Agustus, Puncak Inflasi 2012

Kompas.com - 26/07/2012, 14:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Fiskal Universitas Gadjah Mada Tony Prasetiantono memperkirakan, puncak inflasi 2012 terjadi pada bulan Juli-Agustus. Hal ini disebabkan faktor musiman, yakni bulan puasa dan Lebaran 2012, serta tahun ajaran baru.

"Juli ini kan masih termasuk tahun ajaran baru, ditambah lagi adanya bulan puasa, dan memasuki musim Lebaran. Jadi, saya perkirakan inflasi pada bulan Juli dan Agustus adalah inflasi tertinggi tahun ini. Dua bulan ini, inflasinya bisa saja di kisaran satu persen," kata Tony di Jakarta, Kamis (26/7/2012).

Ia menjelaskan,  inflasi pada puasa ini cukup tinggi karena adanya kenaikan harga untuk beberapa kebutuhan. Untuk itu, pemerintah perlu mencermati secara serius peningkatan harga yang terjadi setiap memasuki bulan puasa.

"Ini (inflasi) perlu keseriusan untuk mengatasinya, jangan sampai nanti pemerintah seperti tidak bisa menjaga inflasi saat puasa dan lebaran, seolah-olah ada pembiaran oleh pemerintah," katanya.

Menurutnya, masalah inflasi yang terjadi selama puasa memang disebabkan, antara lain, lemahnya distribusi logistik. Apalagi distribusi logistik ini belum didukung infrastruktur yang memadai. Selain itu, kenaikan harga transportasi menjelang lebaran juga menjadi elemen yang dapat menjadikan inflasi pada bulan Juli-Agustus tinggi.

"Jadi, angka inflasinya, dalam dua bulan Juli dan Agustus nanti diperkirakan masing-masing sekitar satu persen per bulan. Memang cukup tinggi. Bulan kemarin saja sudah tinggi, sekitar 0,7 persen, karena masalah liburan saja. Sekarang ini bulan puasa ditambah masa masuk sekolah. Dipicu makanan, transportasi, jasa-jasa naik. Jadi puncak inflasinya bisa di dua bulan itu," tegasnya.

Tony memperkirakan, inflasi kembali melandai setelah melewati bulan Juli dan Agustus 2012. Bahkan, diperkirakan pada September 2012 akan terjadi deflasi sehingga sampai akhir tahun inflasi diperkirakan mencapai angka 5,0 persen.

Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana mengatakan, hingga akhir tahun ini, inflasi diproyeksikan bisa mencapai angka kisaran 5,3 persen.

Namun, apabila tidak ada kebijakan untuk menaikkan harga BBM bersubsidi maupun listrik, maka beban inflasi akan berkurang sehingga laju inflasi bisa tercatat dibawah lima persen. Pemerintah menetapkan asumsi laju inflasi dalam APBN-Perubahan 2012 sebesar 6,8 persen, dengan perkiraan terjadi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

    Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

    Whats New
    Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

    Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

    Earn Smart
    Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

    Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

    Earn Smart
    Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

    Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

    Whats New
    Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

    Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

    Whats New
    1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

    1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

    Spend Smart
    Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

    Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

    Whats New
    Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

    Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

    Whats New
    Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

    Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

    Whats New
    BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

    BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

    Work Smart
    Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

    Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

    Whats New
    Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

    Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

    Whats New
    Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

    Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

    Whats New
    Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

    Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

    Whats New
    Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

    Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com