Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perajin Tahu Tempe di Kolaka Terpaksa Jual Rugi

Kompas.com - 26/07/2012, 18:14 WIB
Kontributor Kolaka, Suparman Sultan

Penulis

KOLAKA, KOMPAS.com - Para perajin tempe dan tahu di Kolaka, Sulawesi Tenggara rela menelan kerugian di tengah melonjaknya harga kedelai sebagai bahan baku utama. Susan misalnya, usaha yang turun temurun sejak tahun 1982 masih dipertahankan meskipun harus menelan kerugian.

"Mau bagaimana lagi kalau sudah seperti ini. Tidak bisa berbuat apa-apa kasian. Akibat harga yang naik itu saya harus kurangi karyawanku. Saya katakan sama mereka kalau harga kedelai kembali normal saya akan kembali panggil kalian untuk bekerja. Untung saja mereka mau mengerti dengan keadaan ini. Saya saja Pak produksi alakadarnya. Dari pada tidak bekerja sama sekali, kita mau makan apa nantinya, apalagi ini adalah usaha utama keluarga kami," katanya, Kamis (26/07/2012).

Susan menambahkan, pemasukan tidak sebanding dengan pengeluaran untuk produksi saat ini sehingga menyebabkan kerugian. "Saya biasa produksi 100 kilogram per hari, tapi sekarang hanya 40 kilogram saja, itupun sudah hitungan paling tinggi. Kita jual rugi selama ini Pak. Bayangkan saja, bahan baku sudah naik, harga kita lepas di pasaran masih pakai harga lama, yaitu Rp 5.000 satu potong besar. Seharusnya kan sudah dinaikkan harganya tetapi kalau naik tidak ada yang mau beli lagi," tambahnya.

Susan berharap Diskoperindag Kolaka segera menentukan harga baru tempe di pasaran supaya mereka tidak kesulitan lagi untuk menyiasati masalah bahan baku tersebut. "Bagusnya pemda bikin penetapan harga baru tempe. Bayangkan saja pak, harga kedelai naik kita langsung berhenti produksi tahu, dengan keterbatasan, kita hanya bisa produksi tempe saja," tuturnya.

Permasalahan kacang kedelai di Kolaka sangat kompleks, selain makin susah ditemukan, harganya juga sudah mencapai Rp 9000 dalam satu kilogram atau naik 50 persen dari harga lama yaitu Rp 6000. Parahnya lagi, perajin tahu tempe di Kolaka tidak mempunyai organisasi sehingga menyulitkan untuk mencari solusi.

Mereka hanya bisa berharap sepenuhnya kepada Pemerintah agar mebuat perubahan atau menormalkan kambali harga bahan baku tahu tempe, yaitu kacang kedelai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke Jastiper

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com