Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebaran di Kampung Halaman Tinggal Mimpi

Kompas.com - 01/08/2012, 08:49 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Mak, baju Lebaran aku hangus semua. Rumahnya juga habis semua...,” ujar Annisa (10) sembari tersedu, seperti dituturkan ibundanya, Oni Hasnah (50).

Selasa (31/7) siang itu, Oni dan suaminya, Supri, duduk termangu beralas terpal di bekas rumah mereka yang habis terbakar empat hari sebelumnya.

Oni menceritakan, baju baru untuk empat anak mereka, juga bahan makanan, yang sudah disiapkan untuk menyambut hari Lebaran, tak bersisa karena dilalap si jago merah yang melanda wilayah RW 07 dan RW 08 Kelurahan Pekojan, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Rumah dua lantai milik Supri dan Oni habis terbakar bersama 268 rumah lainnya. Hasil jerih payah selama 15 tahun bekerja sebagai buruh harian lepas, kini, tinggal berupa arang dan abu.

”Saya sedang memasak di depan rumah. Cuma 5 menit dari kejadian, api sudah melalap rumah kami. Hanya baju di badan yang bisa kami bawa. Semua saya tinggal, yang penting anak-anak dan cucu saya selamat,” ujar Oni.

Sampai saat ini, Annisa kecil masih trauma melihat api berkobar begitu besar melalap rumah yang selama ini jadi tempat bernaungnya. Dia enggan pulang dan memilih tinggal di rumah kerabat mereka di Bekasi.

Keluarga itu, kini, tinggal di tenda pengungsian. Kadang-kadang Supri tidur di lantai rumah yang terbakar. Empat dindingnya masih berdiri, sementara atap dipasangi terpal. Di pojok dinding, baju-baju bekas yang disumbangkan para dermawan bertumpuk dengan beberapa kardus makanan instan.

Untuk sementara, makanan mereka dibagikan dari posko. Nasi bungkus, makanan cepat saji, atau apa pun yang diberikan, mereka terima dengan penuh syukur. Air minum cukup tersedia. Untuk air bersih, mereka memakai air yang mengalir seadanya. Sehari mandi sekali atau tidak mandi pun tak jadi masalah.

”Ramadhan ini kami rupanya sedang diuji. Alhamdulillah, kami masih berpuasa sampai hari ini. Lebaran nanti mungkin kami pulang sebentar ke Serang, menenangkan pikiran,” ujar Supri.

Menyongsong Lebaran di pengungsian juga dialami Nasifah, warga RT 08 RW 07. Rumah yang dia tempati bersama keluarganya beserta tempat usaha dagang satenya habis dilalap api. Lebaran di kampung halaman pun tinggal impian.

”Saya enggak pegang duit sama sekali. Sepertinya, Lebaran nanti ya di sini saja. Kalau ada duit, lebih baik untuk perbaiki rumah dulu,” tutur Nasifah.

Sejumlah warga Pekojan sudah mulai meninggalkan tenda pengungsian. Hanya terlihat anak-anak kecil bermain dan berlarian, sementara ibu-ibu bergerombol mengobrol atau memilih baju sumbangan.

Para bapak dan pemuda, dengan kaki dan tangan kehitaman, hilir mudik keluar masuk gang seraya membawa karung-karung berisi puing, sampah, dan sisa-sisa kebakaran.

Meskipun berat bagi warga Pekojan mengalami musibah menjelang Lebaran, mereka tetap bertekad merayakan Lebaran dengan penuh hikmat. (Fransisca Romana)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com