Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BTN Siapkan Tenor Kredit 20 Tahun

Kompas.com - 03/08/2012, 02:38 WIB

Jakarta, Kompas - Bank Tabungan Negara menyatakan siap memperpanjang jangka waktu (tenor) pembiayaan rumah bersubsidi, yakni dari 15 tahun menjadi 20 tahun. Perpanjangan tenor kredit pemilikan rumah bersubsidi itu agar masyarakat berpenghasilan rendah bisa membeli rumah.

Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN) Iqbal Latanro, saat dihubungi di Jakarta, Kamis (2/8), mengemukakan, perpanjangan tenor KPR bersubsidi akan dituangkan dalam revisi skim fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP). Revisi dijadwalkan ditandatangani dengan Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) pekan depan.

Menurut Iqbal, untuk membiayai KPR bersubsidi berjangka 20 tahun, perbankan butuh lebih banyak sumber dana jangka panjang. Selama ini, sumber dana jangka panjang umumnya hanya untuk tenor kredit 10 tahun.

Guna mendapat sumber dana jangka panjang, BTN telah menerbitkan 15 kali obligasi dan beberapa kali sekuritisasi aset KPR. ”Sumber dana jangka panjang masih langka dan mahal,” ujarnya.

Dari skim FLPP saat ini, komposisi pembiayaan bersumber dari dana pemerintah dan perbankan dengan perbandingan 50:50. Dengan revisi pola FLPP, Kemenpera berencana meningkatkan komposisi pembiayaan menjadi 70 persen dan bank 30 persen.

Menurut Iqbal, yang perlu dilihat dalam pembiayaan KPR dengan tenor 20 tahun adalah pemohon kredit harus berusia di bawah 45 tahun dan jangka waktu sertifikat yang diagunkan harus lebih dari 20 tahun.

Hingga pertengahan tahun 2012, total penyaluran FLPP oleh BTN sudah 17.000 unit, melebihi target awal 16.000 unit. Dengan pola baru FLPP, Iqbal optimistis penyaluran FLPP hingga akhir tahun bisa 80.000 unit.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia Eddy Ganefo mengemukakan, pengembang butuh waktu menyesuaikan proyek rumah dengan aturan baru FLPP dan aturan pembebasan Pajak Pertambahan Nilai. Konsumen berpenghasilan sangat terbatas kemungkinan akan tetap saja sulit membeli rumah bersubsidi.

Sebelumnya, Kementerian Keuangan menyetujui kenaikan batas atas harga rumah bersubsidi yang bebas PPN, yakni dari maksimum harga Rp 70 juta per unit menjadi Rp 88 juta-Rp 145 juta per unit menurut zonasi wilayah. Adapun Kemenpera menetapkan luas rumah bersubsidi minimal 36 meter persegi. (LKT)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Haji Khusus dan Haji Furoda, Apa Bedanya?

Haji Khusus dan Haji Furoda, Apa Bedanya?

Whats New
Potensi Ekonomi Syariah Besar, BSI Gelar Pameran Produk Halal

Potensi Ekonomi Syariah Besar, BSI Gelar Pameran Produk Halal

Whats New
AXA Mandiri Lakukan Penyesuaian Premi Imbas dari Tingginya Inflasi Medis

AXA Mandiri Lakukan Penyesuaian Premi Imbas dari Tingginya Inflasi Medis

Whats New
Program Ternak Kambing Perah di DIY untuk Atasi Stunting dan Tingkatkan Ekonomi Warga

Program Ternak Kambing Perah di DIY untuk Atasi Stunting dan Tingkatkan Ekonomi Warga

Whats New
Menteri ESDM: Keberadaan Migas Tetap Penting di Tengah Transisi Energi

Menteri ESDM: Keberadaan Migas Tetap Penting di Tengah Transisi Energi

Whats New
Kinerja 'Paylater Multifinance' Tetap 'Moncer' di Tengah Gempuran Produk Perbankan

Kinerja "Paylater Multifinance" Tetap "Moncer" di Tengah Gempuran Produk Perbankan

Whats New
Kian Bertambah, Jumlah Investor Kripto di Indonesia Tembus 19,75 Juta

Kian Bertambah, Jumlah Investor Kripto di Indonesia Tembus 19,75 Juta

Whats New
Erick Thohir Resmikan Antara Heritage, Jadi Ikon Destinasi Wisata Sejarah dan Jurnalisme

Erick Thohir Resmikan Antara Heritage, Jadi Ikon Destinasi Wisata Sejarah dan Jurnalisme

Whats New
Medco Energi Bantu Ratusan Petani di Sumsel Budidaya Karet Organik

Medco Energi Bantu Ratusan Petani di Sumsel Budidaya Karet Organik

Whats New
Kemendag Fasilitasi Verifikasi Penyelidikan Antisubsidi Produk Aluminium Ekstrusi asal Indonesia oleh AS

Kemendag Fasilitasi Verifikasi Penyelidikan Antisubsidi Produk Aluminium Ekstrusi asal Indonesia oleh AS

Whats New
 IHSG Koreksi Tipis, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.000

IHSG Koreksi Tipis, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.000

Whats New
Komitmen PGN Perluas Pemanfaatan Gas Bumi di HUT ke-59

Komitmen PGN Perluas Pemanfaatan Gas Bumi di HUT ke-59

Whats New
Kementerian ESDM Lelang 5 Blok Migas di IPA Convex 2024, Ini Daftarnya

Kementerian ESDM Lelang 5 Blok Migas di IPA Convex 2024, Ini Daftarnya

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha Paytren Aset Manajemen

OJK Cabut Izin Usaha Paytren Aset Manajemen

Whats New
Fluktuasi Bitcoin Sedang Tinggi, Investor Diminta Pahami Kondisi Pasar

Fluktuasi Bitcoin Sedang Tinggi, Investor Diminta Pahami Kondisi Pasar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com