Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlu Ada Patokan Harga Kedelai

Kompas.com - 06/08/2012, 11:54 WIB
Winarto Herusansono

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com -- Tanaman kedelai tidak bisa sembarangan ditanam. Kalau lahan belum pernah ditanami kedelai, tanaman kedelai sulit tumbuh.

"Petani sebaiknya menanam kedelai menyongsong musim labuhan," kata Ketua Umum Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Jawa Tengah, Gatot Ajie Sutopo, Senin (6/8/2012) di Semarang, Jawa Tengah.

Menurut Gatot, menanam kedelai paling bagus saat musim labuhan, yakni masa pramusim tanam di awal musim hujan. "Pemerintah sebaiknya juga membantu pemasaran hasil panen kedelai petani. Petani mau menanam kedelai, apabila hasil panen tanaman itu memang menguntungkan," kata Gatot yang juga dosen Teknologi Pangan di Fakultas Pertanian Universitas Semarang.

Gatot mengatakan, pemerintah sebaiknya juga membantu pemasaran hasil panen kedelai petani. Petani mau menanam kedelai, apabila hasil panen tanaman itu memang menguntungkan.

Kenyataannya, sering kali hasil kedelai petani dihargai rendah. Paling tinggi produk kedelai lokal berkisar Rp 3.500 per kilogram. Untuk itulah, supaya petani bersedia menanam kedelai, pemerintah perlu menentukan harga eceran tertinggi (HET) kedelai.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, Ihwan Sudrajat menyatakan, kebutuhan kedelai di Jawa Tengah saja mencapai 700.000 ton per tahun.

Supaya petani terbantu dan perajin tahu tempe juga terjamin ketersediaan kedelai, pemerintah memang perlu mengatur tata niaga kedelai dengan pemberdayaan Perum Bulog. Penetapan HET setidaknya pada kisaran Rp 6.400 per kilogram.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sambangi Gudang DHL, Dirjen Bea Cukai: Proses Kepabeanan Tak Bisa Dipisahkan dengan Perusahaan Jasa Titipan

Sambangi Gudang DHL, Dirjen Bea Cukai: Proses Kepabeanan Tak Bisa Dipisahkan dengan Perusahaan Jasa Titipan

Whats New
Bank Jatim Cetak Laba Rp 310 Miliar pada Kuartal I-2024

Bank Jatim Cetak Laba Rp 310 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
BKKBN Sosialisasi Cegah Stunting Melalui Tradisi dan Kearifan Lokal 'Mitoni'

BKKBN Sosialisasi Cegah Stunting Melalui Tradisi dan Kearifan Lokal "Mitoni"

Whats New
Cara Membuat CV agar Dilirik HRD

Cara Membuat CV agar Dilirik HRD

Work Smart
Tumbuh 22,1 Persen, Realisasi Investasi RI Kuartal I 2024 Capai Rp 401,5 Triliun

Tumbuh 22,1 Persen, Realisasi Investasi RI Kuartal I 2024 Capai Rp 401,5 Triliun

Whats New
Cara Menjawab 'Apakah Ada Pertanyaan?' Saat Wawancara Kerja

Cara Menjawab "Apakah Ada Pertanyaan?" Saat Wawancara Kerja

Work Smart
Mandiri Capital Indonesia Siap Jajaki Pasar Regional dan Global

Mandiri Capital Indonesia Siap Jajaki Pasar Regional dan Global

Whats New
'Buka-bukaan' Menteri KKP soal Aturan Penangkapan Ikan Terukur, Akui Banyak Diprotes

"Buka-bukaan" Menteri KKP soal Aturan Penangkapan Ikan Terukur, Akui Banyak Diprotes

Whats New
Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA-S1, Simak Persyaratannya

Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA-S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Bos BI Percaya Digitalisasi Bisa Dorong RI Jadi Negara Berpenghasilan Menengah Ke Atas

Bos BI Percaya Digitalisasi Bisa Dorong RI Jadi Negara Berpenghasilan Menengah Ke Atas

Whats New
Rincian Biaya Admin BRI BritAma 2024 per Bulan

Rincian Biaya Admin BRI BritAma 2024 per Bulan

Spend Smart
BRI Finance Beri Pinjaman sampai Rp 500 Juta dengan Jaminan BPKB

BRI Finance Beri Pinjaman sampai Rp 500 Juta dengan Jaminan BPKB

Whats New
Permintaan Cetakan Sarung Tangan Karet Naik, Kerek Laba MARK 134 Persen pada Kuartal I-2024

Permintaan Cetakan Sarung Tangan Karet Naik, Kerek Laba MARK 134 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Whats New
IHSG 'Bullish,' Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG "Bullish," Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com