Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dahlan: Pengambilalihan Inalum Mandek

Kompas.com - 09/08/2012, 13:35 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan, banyak perusahaan asing dan lokal yang berminat membeli saham PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum). Namun, hingga saat ini pemerintah belum melepas Inalum secara langsung.

"Investor sudah banyak yang tertarik, tapi jangan bicara soal investor dulu. Sekarang kita ngomong bagaimana caranya negara bisa mengambil Inalum itu. Itu yang kita pikirkan," kata Dahlan selepas Rapat Koordinasi di Kementerian Perekonomian Jakarta, Kamis (9/8/2012).

Rapat Perekonomian tentang Blok Cepu dan Aset Migas ini dilakukan di kantor Menteri Perekonomian sejak pukul 10.00 WIB. Rapat baru selesai pukul 12.30 WIB. Namun, Dahlan sama sekali enggan berkomentar terkait apa yang dibicarakan di dalam ruang rapat. "Intinya saya hanya menjadi pendengar saja. Lebih baik tanya yang lain," jelasnya.

Rapat ini dihadiri oleh Menteri Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Keuangan Agus Martowardojo, Menteri ESDM Jero Wacik, serta Menteri BUMN Dahlan Iskan. Sekadar catatan, kontrak kerja sama Indonesia dengan Jepang dalam PT Inalum bakal berakhir pada Oktober tahun depan. Pemerintah pun sudah ancang-ancang mengambil alih 58,9 persen saham Inalum dari kepemilikan Nippon Asahan Aluminium (NAA) dengan menyiapkan anggaran hingga Rp 7 triliun.

Hingga saat ini, pemerintah masih berkutat soal dana pembelian saham Inalum tersebut. Nantinya, setelah Inalum dikuasai pemerintah, baru Inalum dilelang oleh negara. "Siapa pun yang berani membayar dengan harga tinggi atau termahal, dialah yang berhak memiliki Inalum," tambahnya.

Hingga saat ini, Dahlan sudah kebanjiran pesanan untuk melepas Inalum. Investor yang berminat membeli Inalum adalah dari Jepang dan India. Sementara perusahaan lokal yang berminat membeli Inalum adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), perusahaan BUMN, dan perusahaan swasta seperti PT Toba Bara Sejahtera. "Mereka tertarik membeli Inalum," tambahnya.

Salah satu investor yang ngebet membeli Inalum tersebut adalah NAA sendiri yang masih melobi untuk memperpanjang kontrak. Selain itu, National Aluminium Company (Nalco) yang merupakan produsen aluminium asal India juga menyatakan siap membeli saham Inalum.

Bahkan, Nalco kabarnya sudah melakukan presentasi di depan Pemerintah Indonesia mengenai rencana pengambilalihan Inalum tersebut. BL Bagra, pimpinan Nalco, mengakui perusahaannya memang berminat mengambil alih Inalum. Pihaknya kini tengah menunggu kabar dari Pemerintah Indonesia. "Apakah Indonesia akan menawarkan kami bagian saham atau memberikan lagi ke Jepang, kami tidak tahu," ujar Bagra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

    KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

    Whats New
    Namanya 'Diposting' Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

    Namanya "Diposting" Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

    Whats New
    Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

    Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

    Whats New
    Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

    Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

    Whats New
    Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

    Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

    Whats New
    Sambangi Gudang DHL, Dirjen Bea Cukai: Proses Kepabeanan Tak Bisa Dipisahkan dari Perusahaan Jasa Titipan

    Sambangi Gudang DHL, Dirjen Bea Cukai: Proses Kepabeanan Tak Bisa Dipisahkan dari Perusahaan Jasa Titipan

    Whats New
    Bank Jatim Cetak Laba Rp 310 Miliar pada Kuartal I-2024

    Bank Jatim Cetak Laba Rp 310 Miliar pada Kuartal I-2024

    Whats New
    BKKBN Sosialisasi Cegah 'Stunting' melalui Tradisi dan Kearifan Lokal 'Mitoni'

    BKKBN Sosialisasi Cegah "Stunting" melalui Tradisi dan Kearifan Lokal "Mitoni"

    Whats New
    Cara Membuat CV agar Dilirik HRD

    Cara Membuat CV agar Dilirik HRD

    Work Smart
    Tumbuh 22,1 Persen, Realisasi Investasi RI Kuartal I 2024 Capai Rp 401,5 Triliun

    Tumbuh 22,1 Persen, Realisasi Investasi RI Kuartal I 2024 Capai Rp 401,5 Triliun

    Whats New
    Cara Menjawab 'Apakah Ada Pertanyaan?' Saat Wawancara Kerja

    Cara Menjawab "Apakah Ada Pertanyaan?" Saat Wawancara Kerja

    Work Smart
    Mandiri Capital Indonesia Siap Jajaki Pasar Regional dan Global

    Mandiri Capital Indonesia Siap Jajaki Pasar Regional dan Global

    Whats New
    Menteri KP 'Buka-bukaan' soal Aturan Penangkapan Ikan Terukur, Akui Banyak Diprotes

    Menteri KP "Buka-bukaan" soal Aturan Penangkapan Ikan Terukur, Akui Banyak Diprotes

    Whats New
    Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA-S1, Simak Persyaratannya

    Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA-S1, Simak Persyaratannya

    Work Smart
    Bos BI Percaya Digitalisasi Bisa Dorong RI Jadi Negara Berpenghasilan Menengah Ke Atas

    Bos BI Percaya Digitalisasi Bisa Dorong RI Jadi Negara Berpenghasilan Menengah Ke Atas

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com