Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melirik Peluang Bisnis Budidaya Zaitun

Kompas.com - 12/08/2012, 19:44 WIB

KOMPAS.com  - Usaha budidaya zaitun rupanya cukup menjanjikan. Permintaannya juga lumayan. Sejauh ini, penyuka zaitun di Indonesia baru menjadikan zaitun sebatas ornamen atau penghias ruangan. Dengan harga bibit mulai Rp 300.000-Rp 700.000, pembudidaya bisa meraup omzet hingga puluhan juta.

Zaitun (Olea europaea) merupakan tanaman asli Timur Tengah dan Afrika Selatan. Tanaman ini memiliki banyak manfaat buat kehidupan manusia.

Manfaat utama tanaman ini didapat dari buahnya. Buah zaitun yang sudah tua bisa menghasilkan minyak yang dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan, mulai dari kesehatan sampai produk-produk kecantikan.

Maka, tidak heran jika tanaman mediterania ini menjadi sangat populer, termasuk di Indonesia. Salah seorang pembudidaya tanaman zaitun di Indonesia adalah Parta Suhanda di Bogor, Jawa Barat.

Sejak lima tahun terakhir, ia fokus membudidayakan bibit pohon zaitun. Ia tertarik membudidayakan tanaman ini karena permintaan pohon zaitun di Indonesia cukup tinggi. "Sementara pasokan sedikit," kata Parta.

Budidaya tanaman zaitun ini ditekuninya di bawah bendera usaha Angel Nurserry. Selain memasok para pedagang tanaman hias, ia juga menjual bibit zaitun langsung ke konsumen.

Sebagian besarnya pelanggan berasal dari Bogor dan Jakarta. Ia mengaku, sering kewalahan melayani permintaan, terutama dari para pedagang tanaman. "Ada pedagang yang memesan sekitar 100 pohon dalam sebulan, tapi kami tidak bisa penuhi," bebernya.

Parta bilang, ia harus hati-hati membudidayakan zaitun lantaran tanaman ini sensitif terhadap perubahan tempat, dan bisa mati kalau akarnya belum cukup kuat. Makanya, ia membatasi jumlah tanaman yang dibudidayakannya.

Sebagai tanaman yang tumbuh di daerah panas, zaitun sangat menyukai cuaca panas. Saat musim panas ini, Patra bisa menjual lebih 100 pohon per bulan.

Dengan harga jual bibit Rp 300.000-Rp 500.000 per batang, ia bisa mengantongi omzet sekitar Rp 30 juta hingga Rp 40 juta per bulan. Namun, bila sedang musim hujan, omzetnya bisa anjlok.

Soalnya, penjualannya di bulan-bulan itu paling hanya sekitar 30 bibit-50 bibit per bulan. Parta bilang, penjualan menurun lantaran banyak bibit yang mati.

Usaha budidaya pohon zaitun juga ditekuni Steve Stanley di Semarang, Jawa Tengah. Ia terjun ke usaha ini sejak tahun 2010. Ia fokus menjual bibit zaitun yang tingginya sekitar 30 cm. "Tanaman ini lama pertumbuhannya," ujarnya.

Sejauh ini, kata Steve, pohon zaitun masih sebatas sebagai ornamen atau penghias ruangan rumah. Beberapa jenis zaitun, seperti jenis perak memang tampilannya bagus dan lebih mahal harganya.

Untuk zaitun jenis perak ini harganya mulai Rp 700.000 per bibit. Zaitun jenis lain lebih murah. Contohnya, zaitun hijau yang dibanderol Rp 300.000 per bibit. Dalam sebulan, ia bisa menjual 10-15 bibit dengan omzet Rp 7 juta-Rp 10 juta. (Noverius Laoli, Revi Yohana/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com