Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Dia Ramalan RBS tentang Ekonomi Indonesia

Kompas.com - 30/08/2012, 20:48 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ekonom senior Regional Royal Bank of Scotland (RBS), Erik Lueth, menjelaskan, perekonomian Indonesia hingga akhir tahun ini akan masih tumbuh sebesar 6,2 persen. Hal itu didukung pertumbuhan ekonomi domestik yang terus membaik.

"Kami meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus berlanjut. Dengan permintaan domestik yang kuat dan tingginya ekspor bahan baku, Indonesia lebih tidak sensitif terhadap pelemahan ekonomi global dibandingkan negara Asia lainnya," kata Erik di Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis (30/8/2012).

Menurut Eric, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih baik lagi jika pertumbuhan investasi dapat dijaga, seperti pada kuartal kedua, yaitu di angka 12,3 persen. Kondisi ini akan mampu meningkatkan ekspor.

Meski saat ini kondisi permintaan luar negeri sedang rendah dan permintaan dalam negeri yang tinggi, akan muncul kekhawatiran bahwa defisit neraca berjalan Indonesia akan semakin besar. Tapi Eric menganggap bahwa defisit yang terjadi saat ini merupakan akibat dari meningkatnya pembiayaan investasi daripada peningkatan konsumsi. 

"Untuk negara yang dalam tahap pembangunan seperti Indonesia adalah normal bila terdapat defisit dalam neraca keuangan," ujar Erik.

Apalagi kondisi Return on Capital Investment Indonesia masih tinggi di tahap awal pembangunan. Karena itu, wajar bila negara mengambil pinjaman luar negeri untuk investasi sebagai modal pembangunan di dalam negeri. "Peningkatan investasi dapat mendorong potensi produktif Indonesia dan kapasitas perolehan utang," jelasnya.

Di sisi nilai tukar, Erik juga memandang bahwa pelemahan rupiah yang terus terjadi justru malah membantu mengurangi defisit ke depan. Meskipun demikian, kinerja ekonomi global dan Indonesia tetap memiliki pengaruh penting.

"Kami memperkirakan Bank Indonesia akan tetap mempertahankan BI rate di level 5,75 persen sampai akhir tahun 2013. Sementara nilai tukar rupiah akan berada di level Rp 9.600-9.700 per dollar AS di akhir 2012 dan Rp 9.200 di 2013," jelasnya.

Dikhawatirkan bila BI memotong suku bunga, maka dapat memperburuk pelemahan rupiah. Dengan begitu akan memicu inflasi lebih tinggi, meningkatkan utang mata uang asing, dan membebani investasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

    Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

    Whats New
    Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

    Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

    Whats New
    Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

    Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

    Whats New
    Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

    Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

    Whats New
    Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

    Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

    Whats New
    Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

    Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

    Spend Smart
    Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

    Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

    Whats New
    Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

    Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

    Whats New
    Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

    Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

    Whats New
    Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

    Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

    Whats New
    Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

    Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

    Whats New
    Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

    Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

    Whats New
    Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

    Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

    Whats New
    Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

    Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

    Whats New
    Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

    Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com