Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/08/2012, 10:13 WIB

Kompas.com - Menghisap shisha atau tembakau beraroma buah-buahan melalui pipa panjang sudah menjadi tradisi berabad silam di Timur Tengah yang kini kembali tren di kalangan anak muda. Namun banyak orang tidak menyadari bahwa menghisap shisha ternyata sama buruknya seperti menghisap rokok.

Kesimpulan itu dihasilkan dari penelitian yang dilakukan Mohammad Hossein Boskabady dari Universitas Ilmu Kedokteran di Iran. Ia memonitor fungsi paru-paru 57 orang yang menghisap shisha, 30 perokok yang menghisap kuat, dan 51 perokok yang menghisap rokok secara normal. Sebagai pembanding, diteliti juga 44 orang bukan perokok.

Peneliti menggunakan alat yang disebut spirometer untuk mengukur seberapa dalam seseorang menghisap rokok dan menahan embusan asap rokok.

Sekitar 23 persen pemakai pipa shisha mengalami batuk mengi, sementara pada perokok yang menghisap kuat angka kejadiannya 30 persen, dan 21,6 persen pada perokok yang menghisap normal. Sedangkan pada bukan perokok angka kejadian batuk mengi hanya 9,1 persen.

Sementara itu kejadian batuk dialami 21 persen penghisap shisha, 36,7 persen pada perokok dalam, dan 19,6 persen pada perokok normal. Sedangkan pada bukan perokok, hanya 6,8 persen yang menderita batuk.

Pengukuran fungsi paru itu dilakukan setiap tiga bulan dalam dua tahun. Hasil pengukuran juga menemukan produksi dahak pada kelompok penghisap shisha sekitar 14 persen, 10 persen pada perokok dalam, 3,9 persen pada perokok normal. Tetapi pada kelompok bukan perokok angka kejadiannya 6,8 persen.

Hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal Respirology itu mematahkan klaim yang menyebut menghisap shisha lebih aman dibanding merokok karena racun tembakau sudah difilter.

"Hasil studi kami menunjukkan bukti kuat bahwa menghisap shisha berdampak buruk bagi paru seperti halnya pada orang yang menghisap rokok secara dalam," kata Boskabady.

Menghisap rokok secara normal memang efeknya lebih ringan dibanding dengan menghisap melalui pipa panjang seperti shisha tetapi tetap berkontribusi pada gangguan paru.

Menurut penelitian tahun 2005 oleh WHO ditemukan bahwa shisha memiliki konsentrasi komponen toksin lebih tinggi, misalnya saja karbonmonoksida, metal, serta zat-zat penyebab kanker. Shisha juga bisa menimbulkan kecanduan seperti halnya nikotin.

Perokok tembakau biasanya menghisap sekitar 8-12 kali dalam tujuh menit, sehingga jika ditotal ia menghisap 0,5 - 0,6 liter asap. Sementara itu dalam satu sesi menghisap shisha (sekitar 20-80 menit) seseorang bisa menghisap 50-20 kali atau sekitar 0,15 - 1 liter asap.

"Dalam satu sesi menghisap shisha selama satu jam bisa dikatakan setara dengan menghisap 100 batang rokok," tulis para peneliti WHO.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Whats New
Intip 'Modern'-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Intip "Modern"-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Whats New
IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

Whats New
Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

BrandzView
KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

Whats New
Namanya 'Diposting' Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Namanya "Diposting" Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Whats New
Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Whats New
Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Whats New
Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

Whats New
Sambangi Gudang DHL, Dirjen Bea Cukai: Proses Kepabeanan Tak Bisa Dipisahkan dari Perusahaan Jasa Titipan

Sambangi Gudang DHL, Dirjen Bea Cukai: Proses Kepabeanan Tak Bisa Dipisahkan dari Perusahaan Jasa Titipan

Whats New
Bank Jatim Cetak Laba Rp 310 Miliar pada Kuartal I-2024

Bank Jatim Cetak Laba Rp 310 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
BKKBN Sosialisasi Cegah 'Stunting' melalui Tradisi dan Kearifan Lokal 'Mitoni'

BKKBN Sosialisasi Cegah "Stunting" melalui Tradisi dan Kearifan Lokal "Mitoni"

Whats New
Cara Membuat CV agar Dilirik HRD

Cara Membuat CV agar Dilirik HRD

Work Smart
Tumbuh 22,1 Persen, Realisasi Investasi RI Kuartal I 2024 Capai Rp 401,5 Triliun

Tumbuh 22,1 Persen, Realisasi Investasi RI Kuartal I 2024 Capai Rp 401,5 Triliun

Whats New
Cara Menjawab 'Apakah Ada Pertanyaan?' Saat Wawancara Kerja

Cara Menjawab "Apakah Ada Pertanyaan?" Saat Wawancara Kerja

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com