Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Intelijen Dalami Kaitan Teroris Solo dengan Teroris Cirebon dan Aceh

Kompas.com - 01/09/2012, 10:50 WIB
Hindra Liauw

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Intelijen Nasional Letjen Marciano Norman mengatakan, aparat keamanan dan intelijen akan mendalami keterkaitan jaringan teroris di Solo dengan jaringan teroris yang telah ada. Rangkaian aksi terorisme yang marak di Solo selama bulan Agustus mengindikasikan bahwa jaringan terorisme di Indonesia masih eksis.

"Mereka selalu muncul saat aparat keamanan lengah. Ini untuk menunjukkan eksistensi mereka," kata Marciano ketika dihubungi Kompas.com, Sabtu (1/9/2012).

Ketika ditanya apakah jaringan teroris ini terkait dengan jaringan teroris yang melakukan penyerangan terhadap markas kepolisian di Aceh dan Cirebon, Marciano meminta pers untuk menunggu hasil penyelidikan dan penyidikan kepolisian.

Kepolisian dan jajaran intelijen akan mendalami informasi yang diperoleh dari lapangan dan juga satu tersangka teroris yang berhasil diamankan dari tempat kejadian perkara.

Pada kesempatan itu, Marciano kembali menghimbau agar masyarakat bersikap pro aktif dalam menjaga keamanan di lingkungan tempat tinggalnya. Manakala ada kejadian yang mencurigakan, Marciano meminta masyarakat segera melaporkannya ke kantor kepolisian terdekat.

Pada Jumat (31/8/2012) kemarin, Detasemen Khusus Anti Teror (Densus 88) Polri terlibat baku tembak dengan pengendara sepeda motor di Jalan Veteran di Kawasan Tipes, Solo, Jawa Tengah. Akibatnya, dua terduga teroris dan satu anggota Densus 88 bernama Bripda Suherman dikabarkan meninggal.

Sebelumnya, pada 17 Agustus 2012, dua anggota polisi terluka akibat aksi penyerangan/penembakan pos pengamanan Lebaran di Gemblengan, Serengan, Solo.

Kemudian pada 18 Agustus 2012, sebuah granat dilemparkan di pos pengamanan Lebaran di Gladak, Kota Solo.  Tak ada korban jiwa akibat aksi ini.

Seolah tak cukup, pada 30 Agustus 2012, seorang polisi, Bripda Dwi Data, tewas akibat penembakan di Pos Polisi Matahari Singosaren, Solo.

Pelaku penembakan dinilai memiliki mobilitas tinggi, bisa memanfaatkan situasi, dan perbuatannya menimbulkan keresahan di masyarakat.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

    Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

    Whats New
    Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

    Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

    Whats New
    Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

    Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

    Whats New
    Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

    Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

    Whats New
    Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

    Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

    Whats New
    Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

    Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

    Whats New
    Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

    Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

    Work Smart
    Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

    Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

    Whats New
    Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

    Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

    Whats New
    Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

    Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

    Whats New
    Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

    Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

    Whats New
    Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

    Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

    Work Smart
    Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

    Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

    Whats New
    Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

    Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

    Spend Smart
    Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

    Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

    Spend Smart
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com