Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asyik, Semakin Mudah Wisata ke Lombok

Kompas.com - 07/09/2012, 06:33 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah kursi dan rute penerbangan menuju Nusa Tenggara Barat (NTB) masih terbatas jika dibandingkan dengan semakin pesatnya kunjungan wisatawan ke Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Tak heran, di musim padat kunjungan, harga tiket pun melonjak.

Namun, saat ini aksesibilitas ke NTB akan semakin baik dengan penambahan frekuensi maupun rute pesawat terbang. Apalagi, NTB telah mencanangkan Visit Lombok Sumbawa 2012 dengan target satu juta wisatawan berkunjung ke NTB.

"Akses ke Lombok, sejak Oktober 2011 menggunakan bandara baru. Tadinya bandara di tengah kota Mataram. Bandara kecil yang hanya bisa dimasuki pesawat kecil," ungkap Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah NTB, Awanadhi Aswinabawa saat ditemui di Jakarta, Kamis (6/9/2012).

Bandara baru yaitu Bandara Internasional Lombok berada di tengah Pulau Lombok, tepatnya di Kabupaten Lombok Tengah.

Awanadhi menuturkan Bandara Internasional Lombok ini bisa menampung pesawat-pesawat berbadan besar. "Landasannya sepanjang 2.700 meter yang bisa dimasuki pesawat jenis Airbus. Nantinya diperpanjang jadi 3.000 meter dan bisa dimasuki pesawat jenis Boeing 747. Lalu ada penambahan apron," jelasnya.

Ia menuturkan beberapa maskapai berencana untuk membuka rute baru ke Lombok. Seperti AirAsia, lanjutnya, positif akan buka rute Kuala Lumpur-Lombok pada Oktober 2012.

"Citilink akan buka rute Surabaya-Lombok. Garuda menambah rute dari Makassar dan Balikpapan ke Lombok," kata Awanadhi.

Selain pembukaan rute baru, beberapa maskapai juga menambah frekuensi. Sebut saja seperti Garuda yang menyediakan rute Bali-Lombok, jika sebelumnya hanya satu kali sehari menjadi tiga kali sehari.

"Ada penambahan frekuensi Jakarta-Lombok oleh Garuda. Merpati juga ada penambahan frekuensi dari Surabaya dan Jakarta," tutur Awanadhi.

Sementara itu, rute dari luar Indonesia menuju Lombok baru dilayani satu maskapai yaitu Silk Air dengan rute Singapura-Lombok. Rencananya, ungkap Awanadhi, Silk Air menambah frekuensi penerbangan dari tiga kali seminggu menjadi lima kali seminggu.

Secara keseluruhan, jelasnya, saat ini dalam sehari sudah ada 6 kali penerbangan langsung Jakarta-Lombok. Satu di antaranya transit terlebih dahulu di Surabaya.

"Jakarta-Bali itu lama tempuh 1 jam 40 menit. Sedangkan Jakarta-Lombok itu hanya tambah 10 menit lagi sudah sampai," jelasnya.

Sedangkan Surabaya-Lombok tersedia 7 kali penerbangan langsung dalam sehari serta 12 kali dalam sehari penerbangan langsung rute Bali Lombok.

"Selain pesawat, bisa lewat laut. Ferry boat jalan 18 kali dalam sehari dari Bali ke Gili Trawangan. Kapal feri ada setiap jam dari (pelabuhan) Padang Bai di Bali ke (pelabuhan) Lembar di Lombok," jelasnya.

Awanadhi berharap dengan semakin banyaknya rute baru dan penambahan frekuensi pesawat menuju Lombok, harga tiket pesawat terbang pun bisa semakin kompetitif. Apalagi dengan adanya anggapan bahwa Lombok mahal jika dibandingkan Bali.

"Anggapan Lombok lebih mahal, ya karena 60 persen biaya sudah habis di pesawat. Jakarta-Bali, Garuda menyediakan 20 kali (penerbangan) dalam sehari. Kita (Lombok) masih tiga kali sehari," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com