Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Glenn tentang Musik Indonesia

Kompas.com - 09/09/2012, 03:06 WIB

Perjalanan 17 tahun Glenn Fredly (36) berkarya ditandai dengan konser Cinta Beta di Istora Senayan, Minggu (2/9) malam. Konser ini tidak hanya menjadi kaleidoskop atau suguhan diskografi penyanyi pria yang mulai sebagai vokalis band Funk Section 1995 ini. Lewat konser ini, kita melihat refleksi musik Indonesia dengan segala problematikanya ditambah dengan tanggapan Glenn terhadap situasi politik aktual Indonesia.

Glenn membuka konser dengan meminta para pengunjung menyanyikan ”Indonesia Raya”. Ia juga

berkomentar soal kemiskinan di Indonesia timur. Salah satu pernyataan penting Glenn tentang masyarakat di Indonesia bagian timur disampaikan lewat lagu ”Di Timur Matahari” dan medley lagu-lagu Maluku, seperti ”Rame-rame” dan ”Beta Maluku”.

Ia bertanya, berapa banyak penonton yang pernah ke Singapura dan Australia tetapi tidak pernah ke wilayah Indonesia timur. Sekitar 7.000 penonton bahkan tercekat sesaat waktu Glenn tidak bisa meneruskan nyanyiannya saat menyanyikan lagu ”Suara Kemiskinan”.

Tabungan lagunya setelah 17 tahun membuat Glenn harus memilih untuk memuaskan penonton yang hampir 90 persen mengisi bangku-bangku. Deretan lagu soal cinta, patah hati, diduakan, menunggu, impian, sakit hati diselang-selingi Glenn dengan candaan-candaan. ”Buat yang jomblo... kalau ketemu mantan, cool aja,” katanya yang dibalas dengan teriakan penonton.

Sambutan antusias dinyatakan penonton dengan nyanyi bersama lagu-lagu, seperti ”Sedih Tak Berujung”, ”Terserah”, ”Habis”, dan ”Pantai Cinta”. Tentunya juga ”Terpesona” dan ”Januari” yang mengundang jeritan penonton yang sebagian besar perempuan.

Berkali-kali ia mengampanyekan musik Indonesia. Ia bercerita tentang keberpihakan negara dalam mengurus budaya, khususnya musik lewat pendirian perusahaan rekaman musik Lokananta di Solo, Jawa Tengah. Pertama yang diadakan Presiden Soekarno, yaitu Lokananta. Ia membeber foto-foto tokoh musik yang pernah populer, seperti WR Supratman, Mus Mujiono, Waldjinah, Gesang, Bob Tutupoli, hingga Rhoma Irama.

Penyanyi pria 

Bertahan sampai 17 tahun sebagai penyanyi pria di Indonesia, bisa dibilang sebagai prestasi bagi Glenn Fredly untuk ukuran industri musik di Indonesia. Akan tetapi, itu masih cukup jauh dibandingkan seniornya, seperti Harvey Malaihollo (50) yang tetap eksis setelah 35 tahun berkiprah di pentas musik. Harvey akan merayakannya lewat Konser 35 Tahun pada 27 September mendatang.

Generasi lebih senior lagi adalah Bob Tutupoly yang sudah lebih setengah abad bernyanyi. Di usia 72, ia masih membuat album The Legend is Back tahun lalu. Suara Bob dikenal orang sejak lagu ”Sarinande” dan ”Mande-Mande” yang direkam di Lokananta tahun 1959 dengan iringan Didi Pattirane. Era akhir 1960-an ia populer dengan ”Mengapa Tiada Maaf” dan lainnya. Era 1976, Bob kondang lewat ”Widuri”. Bahkan, di era 1980-an Bob masih meramaikan radio dengan lagu ”Simfoni yang Indah”.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gelar Kuliah Umum, Politeknik Tridaya Virtu Morosi Soroti Peran Mahasiswa dalam Perkembangan Industri Hilirisasi

Gelar Kuliah Umum, Politeknik Tridaya Virtu Morosi Soroti Peran Mahasiswa dalam Perkembangan Industri Hilirisasi

Whats New
Alfamidi Blak-blakan Soal Pentertiban Juru Parkir Liar di Minimarket

Alfamidi Blak-blakan Soal Pentertiban Juru Parkir Liar di Minimarket

Whats New
Presdir Baru Sampoerna Ivan Cahyadi, Bukti Nyata Konsistensi Sampoerna Kembangkan SDM

Presdir Baru Sampoerna Ivan Cahyadi, Bukti Nyata Konsistensi Sampoerna Kembangkan SDM

Work Smart
J&T Cargo Beri 3 Kemudahan Layanan Logistik untuk Pelaku Bisnis

J&T Cargo Beri 3 Kemudahan Layanan Logistik untuk Pelaku Bisnis

Whats New
Meriahkan HUT Ke-29 Telkomsel, Bank Mandiri Siapkan Diskon Pembelian Nomor Spesial hingga Rp 290.000

Meriahkan HUT Ke-29 Telkomsel, Bank Mandiri Siapkan Diskon Pembelian Nomor Spesial hingga Rp 290.000

Whats New
Dugaan Dana Nasabah Hilang, OJK: Bank Wajib Tanggung Jawab jika Terbukti Bersalah

Dugaan Dana Nasabah Hilang, OJK: Bank Wajib Tanggung Jawab jika Terbukti Bersalah

Whats New
Emiten Ritel MIDI Alokasikan Belanja Modal Rp 1,4 Triliun Tahun Ini, untuk Apa?

Emiten Ritel MIDI Alokasikan Belanja Modal Rp 1,4 Triliun Tahun Ini, untuk Apa?

Whats New
Prabowo Berencana Tambah Jumlah Kementerian, Anggaran Belanja Negara Bakal Membengkak

Prabowo Berencana Tambah Jumlah Kementerian, Anggaran Belanja Negara Bakal Membengkak

Whats New
Beli REC dari PLN, Emiten Sanitasi UCID Target Kurangi Lebih dari 14.000 Ton CO2 Setahun

Beli REC dari PLN, Emiten Sanitasi UCID Target Kurangi Lebih dari 14.000 Ton CO2 Setahun

Whats New
Pabrik Panel Surya Bakal Dibangun di KIT Batang, Bisa Serap 3.000 Lapangan Kerja

Pabrik Panel Surya Bakal Dibangun di KIT Batang, Bisa Serap 3.000 Lapangan Kerja

Whats New
Ditopang Produk Tradisional, Asuransi Jiwa Dominasi Pertumbuhan Premi Industri

Ditopang Produk Tradisional, Asuransi Jiwa Dominasi Pertumbuhan Premi Industri

Whats New
Proyek Perpanjangan Kereta Cepat Sampai ke Surabaya Belum Jadi PSN, Ini Kata Kemenhub

Proyek Perpanjangan Kereta Cepat Sampai ke Surabaya Belum Jadi PSN, Ini Kata Kemenhub

Whats New
Konsumsi Lemah, Pertumbuhan Ekonomi Jepang Terkontraksi

Konsumsi Lemah, Pertumbuhan Ekonomi Jepang Terkontraksi

Whats New
Catat, Ini Jadwal Seleksi Sekolah Kedinasan 2024

Catat, Ini Jadwal Seleksi Sekolah Kedinasan 2024

Whats New
Semen Padang Dapat Pengakuan UNESCO, Erick Thohir: BUMN Tulang Punggung Ekonomi

Semen Padang Dapat Pengakuan UNESCO, Erick Thohir: BUMN Tulang Punggung Ekonomi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com