Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Indonesia Bisa Masuk 7 Besar Dunia

Kompas.com - 19/09/2012, 05:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan, ekonomi Indonesia bisa masuk menjadi tujuh besar dunia dengan meningkatkan produktivitas sumber daya manusia dan melakukan efisiensi dalam bidang energi.

"Saya sependapat, Indonesia kalau bisa mempertahankan pertumbuhan dan pembangunannya, kita bisa masuk enam atau tujuh besar negara terbesar," ujarnya di Jakarta, Selasa (18/9/2012) malam.

Menkeu mengatakan, tantangan yang dihadapi pemerintah untuk mewujudkan target tersebut adalah pengelolaan energi, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan adanya produktivitas sektor pertanian.

"Tantangannya di tiga sektor utama, pengelolaan energi dengan baik, pengelolaan sumber daya manusia khususnya dengan keahlian seimbang, dan peningkatan serta perbaikan produktivitas di sektor pertanian," katanya.

Sebelumnya, Chairman McKinsey Indonesia, Raoul Oberman, menilai Indonesia berpotensi menjadi negara dengan ekonomi terbesar ketujuh dunia pada 2030, mengalahkan Jerman dan Inggris.

"Dengan meningkatkan produktivitas secara signifikan, Indonesia menjadi negara yang semakin diperhitungkan di tingkat global," katanya.

Menurut Raoul, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus diuntungkan dengan sejumlah tren yang kuat, seperti peningkatan jumlah kelas menengah hingga sekitar 90 juta orang.

"Kecuali China dan India, pertumbuhan kelas menengah Indonesia lebih tinggi dibanding negara mana pun di dunia. Ini sinyal bagi pelaku bisnis dan investor internasional akan berbagai peluang baru yang menjanjikan," ujar Raoul.

Dalam 15 tahun mendatang, kelas konsumen global diestimasikan mencapai 1,8 miliar orang yang mayoritas berada di Asia sehingga akan meningkatkan permintaan sumber daya dan komoditas Indonesia. Untuk itu, tambah Raoul, dari saat ini Indonesia harus bisa secara impresif meningkatkan produktivitas tenaga kerja hingga 4,6 persen atau 60 persen lebih tinggi dari rata-rata produktivitas di suatu dekade terakhir.

"Indonesia juga perlu mengatasi isu kesenjangan sosial dan mengelola kebutuhan yang melonjak akibat meningkatnya kelas konsumen agar dapat memenuhi target pertumbuhan domestik bruto (PDB) jangka panjang," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

    Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

    Whats New
    The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham-saham di Wall Street Melemah

    The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham-saham di Wall Street Melemah

    Whats New
    IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

    IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

    Whats New
    5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

    5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

    Spend Smart
    Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

    Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

    Whats New
    Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

    Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

    Whats New
    Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

    Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

    Whats New
    Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

    Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

    Spend Smart
    3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting Saat Lupa Bawa di ATM

    3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting Saat Lupa Bawa di ATM

    Earn Smart
    [POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

    [POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

    Whats New
    Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

    Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

    Spend Smart
    Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

    Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

    Whats New
    Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

    Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

    Whats New
    Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

    Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

    Whats New
    Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

    Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com