Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waduh...Bank Lamban Menyalurkan KPR Bersubsidi!

Kompas.com - 24/09/2012, 12:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank-bank pelaksana Fasilitas Pembiayaan Perumahan (FLPP) malas menunaikan komitmennya. Berdasarkan data Kementerian Perumahan Rakyat (Kempera), dari target membiayai 133.000 rumah murah hingga akhir 2012, bank baru merealisasikan 26.000 unit rumah per September 2012 sehingga realisasi FLPP baru 19,5%.

Deputi Bidang Pembiayaan Kempera, Sri Hartoyo, menjelaskan, dari 20 bank penyalur FLPP, hanya Bank Tabungan Negara (BTN) yang komitmennya tinggi.

"Dari 26.000 unit itu 99% dibiayai BTN," katanya, usai acara pembukaan BTN Expo, Sabtu (22/9/2012) lalu.

Menurut Sri, kemalasan bank ini disebabkan beberapa hal, antara lain kredit rumah murah tidak menarik karena bunganya tetap (fixed rate) sebesar 7,25% selama angsuran alias hingga 20 tahun. Kedua, minimnya outlet bank yang melayani program ini.

"Padahal, kami mengajak bank pelaksana lainnya agar ada kompetisi membiayai rumah ini," kata Sri.

Pemerintah juga sudah menambah alokasi dana di FLPP dan memperpanjang masa angsuran. Kempera janji akan mendesak bank pelaksana FLPP untuk menunjukkan komitmennya. Selain itu, lebih aktif mensosialisasikan program ke nasabah dan memonitor kesulitan bank memberikan kredit.

"Kami akan evaluasi. Bank Mandiri misalnya, mulai semangat lagi, mungkin setelah dievaluasi oleh bosnya," kata Sri.

Sri menyangkal bank pelaksana malas menggelontorkan FLPP karena kesulitan menjaga likuiditas selama 20 tahun. Pasalnya, bank dapat mencari dana-dana jangka panjang seperti penerbitan surat utang. Selain itu, porsi dana pemerintah lebih tinggi dari bank yakni 70%, sedangkan sisanya ditanggung bank.

Direktur Konsumer dan Ritel BNI, Darmadi Sutanto, menuturkan, rendahnya penyaluran FLPP karena pengembang (developer) yang menyediakan tipe rumah di bawah 70 meter persegi sangat terbatas. Sedangkan, pengembang baru akan membangun rumah jika sudah ada akad FLPP.

"Nah, kami tidak bisa mendanai karena developer hanya mau membangun rumah kelas menengah," kata Darmadi.

Direktur Utama BPD Kalimantan Selatan, Juni Rifat, menuturkan perseroannya perlu menyesuaikan aturan baru Kempera seperti tenor yang diperpanjang dari 15 tahun menjadi 20 tahun, serta penyesuaian tingkat bunga kredit agar beban bunga bank tak tinggi.

"Kami tetap mempromosikan itu namun kami juga menawarkan produk KPR komersial," ucap Juni.

Direkrut Utama BTN, Iqbal Latanro, mengatakan, pihaknya terus menjaga komitmen membiayai pasar rumah menengah ke bawah. Tahun ini, bank yang berfokus di properti ini menargetkan pembiayaan FLPP bagi 50.000 unit atau 37% dari target pemerintah.

Tahun lalu, BTN menggulirkan FLPP Rp 3,51 triliun untuk 104.659 unit rumah dari target 176.556 unit. Sebagai gambaran, sejak Mei 2012 ada 20 bank yang menandatangani komitmen FLPP. Antara lain, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), BRI Syariah, BTN Syariah serta 14 Bank Pembangunan Daerah (BPD). (Nina Dwiantika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com