Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesempatan Bidik Nasabah Ritel

Kompas.com - 08/10/2012, 03:01 WIB

Jakarta, Kompas - Kesempatan industri reksa dana di Indonesia untuk berkembang masih sangat besar. Industri reksa dana terutama dapat menyasar nasabah ritel dari kelompok masyarakat berpendapatan menengah.

Data Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) per Juli 2012, yang diperoleh Kompas, Minggu (7/10), menunjukkan ada 674 produk reksa dana di Indonesia dengan 502.518 rekening investor. Jumlah investor ini hanya 1,16 persen dari kelompok berpendapatan menengah Indonesia yang diperkirakan 45 juta orang. Namun, hanya 0,21 persen dari jumlah penduduk Indonesia yang nyaris 240 juta jiwa.

Ketua APRDI Abiprayadi Riyanto menyampaikan, industri reksa dana berpotensi terus tumbuh dengan membidik investor yang lebih luas. Institusi, misalnya dana pensiun, umumnya sudah menginvestasikan dananya. Yang justru masih berpotensi untuk diajak berinvestasi melalui reksa dana adalah masyarakat atau nasabah ritel.

”Jangan ke investor yang itu-itu saja,” kata Abi di Jakarta.

Dalam kesempatan terpisah, Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar mengungkapkan data McKinsey, yang menyebutkan bahwa kelompok masyarakat berpendapatan menengah di Indonesia bisa bertambah menjadi 95 juta-125 juta orang pada tahun 2030. Hal ini seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang 6-7 persen.

Data APRDI menunjukkan, jumlah rekening reksa dana di Indonesia meningkat dari 353.704 rekening pada akhir tahun 2010 jadi 476.940 rekening pada akhir tahun 2011. Dana kelolaan per Juli 2012 mencapai Rp 178,098 triliun dengan outstanding 106,223 miliar unit. Dana kelolaan ini naik dari tahun 2010 yang sebesar Rp 149,099 triliun dengan outstanding 81,793 miliar unit dan pada tahun 2011 sebesar Rp 168,237 triliun dengan outstanding 98,982 miliar unit.

Per Juli 2012, sebanyak Rp 63,36 triliun atau 35,58 persen dari total dana kelolaan industri reksa dana berupa reksa dana saham. Lainnya berupa reksa dana proteksi Rp 42,183 triliun, reksa dana pendapatan tetap Rp 32,978 triliun, reksa dana pasar uang Rp 12,23 triliun, dan reksa dana campuran Rp 21,7 triliun.

Abiprayadi, yang juga Presiden Direktur PT Mandiri Manajemen Investasi, mengungkapkan, saat ini dana kelolaan perusahaannya sebesar Rp 20 triliun. Pada akhir tahun, dana kelolaan ditargetkan mencapai Rp 23 triliun hingga Rp 25 triliun.

Upaya bank untuk menyosialisasikan investasi melalui reksa dana juga dilakukan Commonwealth Bank Indonesia.

Dwi Kisniarti, Senior Vice President Head of Wealth Management Commonwealth Bank Indonesia, memaparkan, salah satu cara berinvestasi kontinu adalah program autoinvest. Artinya, nasabah secara otomatis berinvestasi reksa dana setiap bulan. ”Mulai Rp 100.000 per bulan sudah bisa berinvestasi,” ujar Dwi. (IDR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com