Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wiraswasta Banyak yang Beli ORI009

Kompas.com - 08/10/2012, 10:41 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah dinilai berhasil menjual Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI009. Hingga batas yang ditentukan, penjualan ORI009 mencapai Rp 12,676 triliun, melebihi target sebelumnya hanya Rp 12 triliun.

Pjs Dirjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Robert Pakpahan menjelaskan hasil penjualan tersebut diperoleh dari 22 agen penjual. Dari agen tersebut, ada 11 agen penjual yang mengajukan upsize penjualan Rp 4,941 triliun. "ORI009 ini masih menarik minat pembelian masyarakat. Meski ada fitur baru minimum holding period (MPH) selama satu periode kupon pertama (10 Oktober hingga 15 November 2012)," kata Robert di Gedung Frans Seda Kementerian Keuangan Jakarta, Senin (8/10/2012).

Menurut Robert, hasil one on one meeting ini sebelumnya menunjukkan permintaan seluruh agen penjual mencapai Rp 14,97 triliun. Tapi pemerintah hanya menetapkan target penjualan sebesar Rp 12 triliun dan dapat ditingkatkan hingga maksimal total penjualan sebesar Rp 13 triliun. Namun realisasi pemesanan sampai dengan tanggal 5 Oktober 2012 lalu mencapai Rp 12,765 triliun.

Jumlah tersebut sedikit berbeda dengan hasil penjualan resmi karena ada proses cleaning. "Ada masyarakat yang membeli ORI009 melebihi batas Rp 3 miliar, sehingga dibatalkan. Jadi hasil penjualan resminya hanya Rp 12,676 triliun," tambahnya.

Penjualan ORI009 menjangkau 25.293 pemesan di seluruh provinsi, dengan jumlah investor baru untuk ORI009 mencapai 16.107 investor. Jumlah tersebut naik 55 persen dibanding ORI008. Jumlah pemesan terbesar pada range Rp 100 juta hingga Rp 500 juta. Jumlah ini mencapai 41,7 persen dari total investor.

Sementara dilihat dari kelompok profesi yaitu wiraswasta (24,15 persen), pegawai swasta (21,34 persen), ibu rumah tangga (19,32 persen), PNS dan TNI Polri (15,13 persen) dan lain-lain 20,06 persen. Dari kelompok umur, pemesan dengan usia di atas 40 tahun mencapai 18.389 pemesan (72,7 persen) dengan volume pemesanan Rp 8,97 triliun (70,8 persen dari total volume pemesanan).

Dari segi wilayah, volume pemesanan terdapat pada wilayah barat non DKI (Rp 6,1 triliun) diikuti dengan DKI Jakarta (Rp 5,7 triliun) dan wilayah tengah dan timur (Rp 0,8 triliun). "Rata-rata volume per pemesanan per agen penjual Rp 658 juta," tambahnya.

Sekadar catatan, ORI009 ini memiliki masa penawaran 21 September-5 Oktober 2012, tanggal penjatahan 8 Oktober 2012 dan tanggal setelmen 10 Oktober 2012. Jumlah minimum pemesanan Rp 5 juta dan maksimal pemesanan Rp 3 miliar. Pembayaran kupon akan dilakukan setiap tanggal 15 setiap bulan dengan pembayaran kupon pertama kali pada 15 November 2012.

Untuk memenuhi target penjualan ini, agen penjual ORI akan melakukan kegiatan marketing di 28 kota di seluruh Indonesia termasuk Indonesia Tengah dan Timur seperti Biak, Sorong, Kendari, Ternate, Gorontalo, Kupang dan Ambon.

Adapun agen penjual ORI009 adalah 17 bank dan 5 sekuritas, yaitu Citibank NA, Bank ANZ Indonesia, Bank Bukopin, BCA, Bank CIMB Niaga, Bank Danamon, BII, Bank Mandiri, BNI, Bank OCBC NISP, Bank Panin, BPD Jabar dan Banten, Bank Permata, BRI, Bank UOB Indonesia, Standard Chartered Bank, HSBC, Danareksa Sekuritas, Mega Capital Indonesia, Reliance Securities, Trimegah Securities dan Valbury Asia Securities.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen | Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

[POPULER MONEY] Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen | Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Whats New
[POPULER MONEY] Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen | Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

[POPULER MONEY] Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen | Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Whats New
[POPULER MONEY] Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen | Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

[POPULER MONEY] Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen | Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Whats New
5 Kebiasaan yang Bisa Diterapkan agar Keuangan Sehat

5 Kebiasaan yang Bisa Diterapkan agar Keuangan Sehat

Spend Smart
Memahami Pajak Investasi Emas

Memahami Pajak Investasi Emas

Whats New
Harga Bawang Merah Mahal, Pemerintah Masifkan Gerakan Pangan Murah di Jakarta

Harga Bawang Merah Mahal, Pemerintah Masifkan Gerakan Pangan Murah di Jakarta

Whats New
Anggota DPR Minta OJK Tangani Aduan Layanan Paylater

Anggota DPR Minta OJK Tangani Aduan Layanan Paylater

Whats New
Kenaikan Suku Bunga BI Tidak Serta Merta Menahan Laju Pertumbuhan Ekonomi

Kenaikan Suku Bunga BI Tidak Serta Merta Menahan Laju Pertumbuhan Ekonomi

Whats New
Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com