Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertumbuhan Indonesia Nomor Dua di Asia

Kompas.com - 11/10/2012, 07:38 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Krisis di Eropa yang masih terus memburuk berisiko besar pada perekonomian Indonesia dan negara-negara Asia. Meski demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap relatif tinggi, bahkan nomor dua di Asia setelah China. Diversifikasi pasar ekspor Indonesia menunjukkan hasil.

Ekonom Senior Standard Chartered Indonesia, Fauzi Ichsan, di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (10/10/2012), memprediksi, tahun ini pertumbuhan Indonesia sangat mungkin berada pada posisi nomor dua tertinggi di Asia setelah China. Ia memperkirakan tahun 2012 pertumbuhan Indonesia bisa melaju hingga level 6,3 persen, di bawah China dengan pertumbuhan 7,7 persen.

”Indonesia adalah salah satu negara yang terimbas krisis global dan dampaknya masih terbatas dibandingkan, misalnya, negara tetangga,” kata Fauzi.

Ia memprediksi, kendati pertumbuhan ekonomi dunia melambat, posisi China, Indonesia, dan India masih terlindungi dari rentannya ekonomi global. Bahkan, posisi Indonesia diperkirakan terus membaik dan diperkirakan tahun 2013 pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 6,5 persen.

Sementara itu, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa kepada wartawan Kompas Cyprianus Anto Saptowalyono di Nagoya, Jepang, mengatakan, untuk mengurangi dampak negatif pertumbuhan ekonomi global yang lebih rendah daripada perkiraan semula, pemerintah akan menjaga mesin-mesin pertumbuhan ekonomi domestik. Karena itu, pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan untuk mengurangi dampak terhadap perekonomian dalam negeri.

Langkah-langkah kebijakan tersebut, kata Hatta, antara lain, adalah menjaga daya beli masyarakat. Hal ini dilakukan dengan mengendalikan laju inflasi, yang diimplementasikan dengan menjaga kelancaran distribusi barang. Pemerintah juga menerapkan kebijakan mengurangi pengaruh musiman terhadap harga pangan di dalam negeri.

Pemerintah juga mendorong pertumbuhan dan penyebaran investasi melalui perbaikan iklim investasi. Langkah lainnya dengan diversifikasi ekspor. ”Dalam hal negara tujuan ekspor, kita sudah lebih terdiversifikasi dibandingkan pada masa sebelum resesi global pada 2008-2009,” kata Hatta.

Menurut Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi, strategi diversifikasi ekspor Indonesia yang dimulai tahun 2011 guna meredam dampak krisis Eropa sudah menunjukkan hasil. Volume dan nilai ekspor ke negara-negara nontradisional mulai meningkat.

Menurut Bayu, kelesuan ekonomi dunia telah berdampak serius bagi kinerja ekspor Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, nilai ekspor Indonesia pada Agustus 2012 mencapai 14,12 miliar dollar AS, turun 12,27 persen dibandingkan dengan ekspor Juli 2012. (ENY/SON/DMU)

Ikuti Artikel Mengenai Perekonomian Indonesia di Topik EKONOMI RI TETAP MELAJU

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

    Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

    Whats New
    Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

    Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

    Whats New
    Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

    Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

    Spend Smart
    Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

    Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

    Whats New
    Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

    Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

    Whats New
    Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

    Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

    Whats New
    Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

    Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

    Whats New
    Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

    Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

    Whats New
    Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

    Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

    Whats New
    Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

    Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

    Whats New
    Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

    Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

    Whats New
    Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

    Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

    Whats New
    TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

    TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

    Whats New
    Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

    Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

    Whats New
    Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

    Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com