NIAS, KOMPAS.com- Pemerintah Sumatera Utara tengah mengembangkan bibit unggul kedelai untuk mengurangi ketergantungan terhadap kedelai impor. Pekan depan, Pemerintah Provinsi Sumut akan memanen perdana ujicoba kedelai unggulan tersebut di Kabupaten Langkat.
Asisten II Bidang Ekonomi Pembangunan Sumatera Utara R Sabrina mengatakan, percobaan penanaman kedelai ini dilakukan di atas lahan 3 hektar di Langkat. Potensinya mencapai 2,5 ton sampai 3 ton per hektar.
"Kami akan melihat potensi tersebut sesuai tidak dengan hasil panen yang sedianya akan kami lalukan tanggal 23 oktober nanti," ujarnya di Gunung Sitoli, Nias, Sabtu (20/10/2012).
Dia menambahkan, selama ini hasil panen kedelai lokal hanya 1,3 ton per hektar. Jika uji coba yang dilakukan Pemrov Sumut bekerja sama dengan Badan Penelitian Teknologi Pertanian itu berhasil, bisa jadi Sumut tidak perlu lagi mengimpor kedelai.
Jenis bibit yang dikembangkan oleh BPTP tersebut yakni Anjasmara Wilis, Kaba Grobongan, Burangrang, dan Argomulyo.
Pengusaha tempe, Budi Sudarno, mengatakan, juka kedelai lokal jumlahnya mencukupi dan kualitasnya bagus, sangat menolong pengusaha tempe. Selama ini, pengusaha tempe sangat bergantung pada kedelai impor yang harganya cederung naik dari tahun ke tahun. Ini tentu saja merugikan pengusaha tempe.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.