Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asosiasi Usulkan Road Map Rumput Laut Nasional

Kompas.com - 22/10/2012, 13:56 WIB
Stefanus Osa Triyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Prospek industri rumput laut sebagai wujud nyata dari gagasan Blue Economy memerlukan adanya platform sebagai landasan program dalam pengembangan industri rumput laut dari hulu sampai hilir di Indonesia.

Ketua Umum Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) Safari Azis dalam siaran pers di Jakarta, Senin (22/10/2012), mengatakan, Blue Economy sebagai suatu landasan riel untuk mengembangkan perekonomian berbasis aquatic resources sudah saatnya menjadi back-bone perekonomian bangsa Indonesia yang hidup di negara maritim. Berkembangnya industri pangan, industri kosmetik, industri pupuk, industri energi terbarukan berbasis rumput laut baik nasional maupun global sebenarnya sangat menguntungkan bagi posisi Indonesia sebagai negara penghasil rumput laut terbesar di dunia.

Sebagai bahan baku, rumput laut memiliki lebih dari 500 end product. Artinya, rumput laut sebagai bahan baku penggunaannya luas dan banyak dibutuhkan oleh industri baik pangan maupun non pangan. Untuk industri, rumput laut bisa berperan sebagai pengenyal, pengemulsi, pengental, dan penjernih.

"Ke depan, kami berharap rumput laut sebagai bahan pencampur alami tidak hanya eksis dengan agar-agar dan carageenan saja, tetapi bisa lebih menampilkan produk-produk jadi yang berasal dari ekstraksi rumput laut. Di pameran-pameran mendatang kita harus bisa menampilkan end product rumput laut, karena tidak hanya menguntungkan bagi perdagangannya saja tetapi juga untuk peluang investasi budidaya dan pengolahannya," jelasnya.

Secara alami, kata Safari, pengembangan Industri hilir yang berbasis community development seperti yang bisa diterapkan pada rumput laut berpeluang melibatkan masyarakat pantai sebagai aktor. Artinya bahwa perekonomian masyarakat pantai dan kepulauan dapat dirangsang dari industri rumput laut. Namun, menurut dia kesinambungan antara industri hilir dan hulu yang belum terancang secara cermat seperti yang terjadi sekarang mengakibatkan terganggunya supply chain.

Melihat kondisi demikian, untuk memudahkan perencanaan industri rumput laut, Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) merekomendasikan agar pemerintah dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan dan semua stakeholder dapat menciptakan Road Map Industri Rumput Laut untuk mewujudkan optimalisasi rumput laut dalam Blue Economy.

"Kesinambungan antara industri hulu dan hilir dapat terjamin, sehingga masyarakat rumput laut secara terstruktur dan optimal dapat berperan. Selain itu, road map akan memudahkan dalam mengidentifikasi berbagai dimensi dari suatu kawasan yang dianggap prioritas untuk pembangunan industri rumput laut sehingga pola pengembangan industrinya pun akan jelas dan terarah," papar Safari.

Pihaknya berharap, road map Industri rumput laut dapat menjadi platform pentingnya industrialisasi rumput laut sebagai unggulan komparatif di Indonesia, sehingga pada gilirannya road map dapat digunakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Kementerian lain yang terkait maupun oleh para stake holder.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

Whats New
Namanya 'Diposting' Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Namanya "Diposting" Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Whats New
Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Whats New
Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Whats New
Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

Whats New
Sambangi Gudang DHL, Dirjen Bea Cukai: Proses Kepabeanan Tak Bisa Dipisahkan dari Perusahaan Jasa Titipan

Sambangi Gudang DHL, Dirjen Bea Cukai: Proses Kepabeanan Tak Bisa Dipisahkan dari Perusahaan Jasa Titipan

Whats New
Bank Jatim Cetak Laba Rp 310 Miliar pada Kuartal I-2024

Bank Jatim Cetak Laba Rp 310 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
BKKBN Sosialisasi Cegah 'Stunting' melalui Tradisi dan Kearifan Lokal 'Mitoni'

BKKBN Sosialisasi Cegah "Stunting" melalui Tradisi dan Kearifan Lokal "Mitoni"

Whats New
Cara Membuat CV agar Dilirik HRD

Cara Membuat CV agar Dilirik HRD

Work Smart
Tumbuh 22,1 Persen, Realisasi Investasi RI Kuartal I 2024 Capai Rp 401,5 Triliun

Tumbuh 22,1 Persen, Realisasi Investasi RI Kuartal I 2024 Capai Rp 401,5 Triliun

Whats New
Cara Menjawab 'Apakah Ada Pertanyaan?' Saat Wawancara Kerja

Cara Menjawab "Apakah Ada Pertanyaan?" Saat Wawancara Kerja

Work Smart
Mandiri Capital Indonesia Siap Jajaki Pasar Regional dan Global

Mandiri Capital Indonesia Siap Jajaki Pasar Regional dan Global

Whats New
Menteri KP 'Buka-bukaan' soal Aturan Penangkapan Ikan Terukur, Akui Banyak Diprotes

Menteri KP "Buka-bukaan" soal Aturan Penangkapan Ikan Terukur, Akui Banyak Diprotes

Whats New
Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA-S1, Simak Persyaratannya

Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA-S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Bos BI Percaya Digitalisasi Bisa Dorong RI Jadi Negara Berpenghasilan Menengah Ke Atas

Bos BI Percaya Digitalisasi Bisa Dorong RI Jadi Negara Berpenghasilan Menengah Ke Atas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com