Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prof Yunus: Orang Termiskin Pun Harus Dilayani Bank

Kompas.com - 23/10/2012, 10:32 WIB
Hindra Liauw

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Praktisi perbankan Indonesia, khususnya yang bergelut di bidang pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah, mendapatkan kesempatan langka untuk bertatap muka dengan pendiri Grameen Bank, Muhammad Yunus, yang juga peraih Nobel Perdamaian 2006. Prof Yunus, demikian dia disapa, menggeluti dunia UMKM selama puluhan tahun.

Grameen Bank, yang kini memiliki sekitar 2.500 cabang di lebih dari 71.000 desa ini, dipandang sebagai salah satu lembaga keuangan yang berjasa mengangkat harkat hidup warga miskin.

Di hadapan Menteri Koperasi dan UKM serta praktisi lainnya, Yunus, yang mendirikan Grameen Bank dengan modal 27 dollar AS pada 1976, menekankan pentingnya mewujudkan bank yang inklusif. Sistem perbankan yang ada di dunia saat ini terkadang terlalu fokus pada profit.

"Jika kita memiliki sistem bank yang inklusif, tidak ada seorang pun yang ditolak di bank. Orang termiskin di jalan pun sesungguhnya harus dilayani di bank," kata Yunus pada acara International Microfinance Conference di Yogyakarta, Senin (22/10/2012).

Yunus juga meminta pemerintah tak mudah puas atas capaian jumlah pelaku UMKM yang berhasil diberdayakan. "Rumusannya beda, yakni masih berapa juta keluarga yang tersisa dan belum terjangkau. Tidak menarik berbicara apa yang sudah kita capai, tetapi apa yang harus kita capai," katanya.

Pada kesempatan itu, peraih gelar doktor di bidang ekonomi ini mengatakan, krisis Eropa yang terjadi saat ini tak lain manifestasi dari permasalahan sistem perbankan yang ada saat ini.

"Kalau kita luput, ini akan semakin besar. Semua orang berusaha mengatasinya secara instan dan sistemnya tetap berjalan. Pendekatan pemadam kebakaran ini tidak efektif. Kita harus melakukan perbaikan jangka panjang. Perlu ada perombakan secara mendalam karena ini manifestasi cacat fundamental," kata Yunus.

Yunus juga sempat bercerita soal pendekatan Grameen Bank yang menitikberatkan peningkatan taraf hidup orang miskin. Misi utama Grameen Bank adalah mengangkat warga Banglades dari kubangan kemiskinan.

"Uang hanya menjadi alasan untuk mendekatkan diri kepada mereka. Tujuan utama kita adalah orang-orang miskin. Itulah yang menjadi dorongan kita," katanya.

Dalam waktu 30 menit, Yunus juga bercerita panjang lebar upaya Grameen Bank mendekatkan diri dengan warga miskin, beserta beberapa program yang telah dijalankannya.

Di akhir sesi, Yunus sempat ditanya apakah Indonesia dapat mencontoh hal-hal yang dilakukan Grameen Bank?

Terkait hal ini, Yunus menjawabnya secara diplomatis. "Masing-masing memiliki ciri khas unik. Sekitar 97 persen Grameen Bank dimiliki peminjam. Ini uang mereka sendiri," kata Yunus.

Ketika ditanya bagaimana dia menyentuh hati para pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, ketika menjalankan Grameen Bank, Yunus mengatakan, dirinya tak sedang mencoba meyakinkan pihak mana pun.

"Intinya, ada dua pilihan. Satu, mencari keuntungan seperti biasa. Di sisi lain, seseorang bisa memperoleh keuntungan sekaligus menjalankan bisnis sosial. Orang hebat bisa melakukan keduanya," ucapnya.

Simak kisah inspiratif lainnya di Rubrik Sosok

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Whats New
Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Earn Smart
Memenangkan Ruang di Hati Pelanggan

Memenangkan Ruang di Hati Pelanggan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com