Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Melambat, Pertumbuhan Ekonomi Masih 6,17 Persen

Kompas.com - 06/11/2012, 06:58 WIB

Jakarta, Kompas - Ekonomi Indonesia tumbuh 6,17 persen pada triwulan III tahun 2012 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, pertumbuhan itu melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan I dan II tahun 2012 yang masing- masing 6,3 persen dan 6,4 persen.

”Secara kumulatif, pertumbuhan PDB (produk domestik bruto) Indonesia hingga triwulan III-2012 dibandingkan periode yang sama tahun 2011 tumbuh sebesar 6,29 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin, di Jakarta, Senin (5/11).

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2012 mengasumsikan pertumbuhan ekonomi 2012 sebesar 6,5 persen. APBN 2013 mengasumsikan pertumbuhan 6,8 persen.

Besaran PDB Indonesia atas dasar harga berlaku pada triwulan III tahun ini mencapai Rp 2.122,8 triliun sehingga kumulatif triwulanan mencapai Rp 6.151,6 triliun.

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan PDB triwulan III tahun ini terhadap triwulan sebelumnya didorong kenaikan komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 2,94 persen dan komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PKRT) sebesar 2,71 persen. PMTB (investasi) adalah pengeluaran untuk barang modal dengan umur pemakaian lebih dari satu tahun dan bukan barang konsumsi.

Komponen-komponen lainnya turun, seperti Pengeluaran Konsumsi Pemerintah turun 0,07 persen, Ekspor Barang dan Jasa turun 0,21 persen, serta Impor Barang dan Jasa turun 8,36 persen. Pertumbuhan PDB pengeluaran triwulan III-2012 dibandingkan triwulan III-2011 ditopang kenaikan PMTB sebesar 10,02 persen dan PKRT 5,68 persen.

Komponen-komponen lain juga mengalami penurunan, seperti Pengeluaran Konsumsi Pemerintah turun 3,22 persen, Ekspor Barang dan Jasa turun sebesar 2,78 persen, serta Impor Barang dan Jasa turun 0,54 persen.

Secara kumulatif, pertumbuhan PDB didorong kenaikan komponen PMTB sekitar 10,77 persen dan PKRT sebesar 5,29 persen. Komponen lain ikut mendukung pertumbuhan PDB, yakni Pengeluaran Konsumsi Pemerintah naik 2,93 persen, Ekspor Barang dan Jasa naik 2,21 persen, serta Impor Barang dan Jasa naik 6,04 persen.

Suryamin menjelaskan, belanja pemerintah turun akibat penurunan belanja pegawai. ”Pada tahun ini, realisasi gaji ke-13 dibayarkan pada Juli 2012, jadi pada triwulan II,” lanjutnya.

Tetap ada risiko

Country Director Bank Dunia untuk Indonesia Stefan Koeberle, di Jakarta, pernah menegaskan, kinerja pertumbuhan Indonesia saat ini tetap kuat, tetapi masih ada risiko penurunan yang cukup besar terhadap perkiraan ekonomi dunia. Untuk menjamin investasi tetap datang, Indonesia harus memastikan peraturan yang jelas dan konsisten serta terus meningkatkan kualitas belanja pemerintah yang dapat membantu ketahanan perekonomian Indonesia.

Bank Dunia dalam perkiraan perkembangan triwulan perekonomian Indonesia edisi Oktober 2012 memproyeksikan PDB Indonesia tumbuh 6,1 persen tahun 2012 dan naik menjadi 6,3 persen tahun 2013. Pertumbuhan Indonesia masih kuat, yakni 6,4 persen (tahunan) pada triwulan II-2012, dengan dorongan konsumsi swasta dan meningkatnya investasi.

Ekonom Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia, Mirza Adityaswara, secara terpisah menyatakan, pelambatan perekonomian nasional terjadi karena pelemahan kinerja permintaan ekspor komoditas pertambangan dan perkebunan, termasuk turunnya harga komoditas. Akibatnya, terjadi pelemahan daya beli masyarakat di daerah penghasil tambang dan perkebunan.

”Namun, secara relatif pertumbuhan kita lebih baik daripada banyak negara lain di Asia, apalagi dibandingkan dengan Eropa dan Amerika Serikat,” kata Mirza.

Dia mengingatkan adanya kemungkinan defisit apabila impor masih terus melaju kencang dibandingkan pelambatan ekspor.

Ekonom Sustainable Development Indonesia, Dradjad Hari Wibowo, menegaskan, target pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2012 sebesar 6,5 persen diyakini tidak akan tercapai. Alasannya, guna mencapai target itu, pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2012 minimal 7 persen.

”Hanya keajaiban ekonomi yang bisa membuat seperti itu (pertumbuhan minimal 7 persen). Sementara kondisi global dan domestik tidak mendukung pertumbuhan 7 persen lebih. Rasanya pertumbuhan tahun ini 6,2-6,3 persen,” ujar Dradjad.

Pelambatan ekonomi, menurut dia, memang terjadi. Selama tidak ada gejolak, pelambatan tersebut masih bisa diterima.

Dradjad mengingatkan, ada risiko gejolak yang berasal dari persoalan perburuhan. Jika gejolak ini tidak tertangani baik, pertumbuhan triwulan IV-2012 bisa anjlok cukup besar ke 6 persen atau lebih rendah.

(BEN/LAS/WHO/BAY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenperin Bantah Kemendag soal Terbitkan 'Pertek' Lamban,: Paling Lama 5 Hari

Kemenperin Bantah Kemendag soal Terbitkan "Pertek" Lamban,: Paling Lama 5 Hari

Whats New
[POPULER MONEY] Cara Cek Formasi CPNS 2024 di SSCASN | Prabowo soal Anggaran Makan Siang Gratis

[POPULER MONEY] Cara Cek Formasi CPNS 2024 di SSCASN | Prabowo soal Anggaran Makan Siang Gratis

Whats New
Insiden Pesawat Haji Terbakar, Bos Garuda: 'Confirm' Disebabkan Internal 'Engine'

Insiden Pesawat Haji Terbakar, Bos Garuda: "Confirm" Disebabkan Internal "Engine"

Whats New
Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com