Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Integrated untuk Indonesia Maju

Kompas.com - 12/11/2012, 03:31 WIB

Kaum profesional asal Indonesia di luar negeri, Juli lalu, membentuk Indonesia Diaspora di Los Angeles, Amerika Serikat. Bersamaan dengan itu, di Eropa terbentuk jejaring Indonesia Integrated di Belgia. Salah satu pengelolanya adalah Aji Purwanto, PhD.

Lewat Indonesia Integrated, banyak kemampuan profesional Indonesia yang bisa diintegrasikan secara langsung atau melalui perusahaan/organisasi tempat mereka bekerja.

”Misalnya, geotermal kita butuh sistem gas turbin, itu bisa di desain dan prototipenya di sini, lantas blueprint dibuat di Indonesia,” kata Aji yang berasal dari Medan.

”Kami (profesional asal Indonesia) memang menetap di Eropa, yang kami lakukan adalah transfer teknologi ke Indonesia,” katanya.

Aji memaparkan, baru-baru ini Pertamina mengajukan sejumlah proyek untuk ditindaklanjuti. Aji dan jaringannya membuat desain, nantinya Pertamina yang membuat serial produksinya. Pertamina butuh kapal FPSC, yakni kapal yang sudah tak beroperasi lagi, lalu dimodifikasi menjadi platform minyak dan gas.

Anggota Indonesia Integrated datang dari berbagai bidang, mulai dari industri pesawat, mobil, perkapalan, satelit, teknologi nano, kesehatan, hingga elektronika.

”Moto kami, tanpa harus pulang ke Indonesia, di mana pun berada, kami bisa berkarya untuk Indonesia,” kata Aji sambil menyebutkan bahwa profesional Indonesia, antara lain, bekerja di Airbus, Mercedes Benz, Pfizer, dan Phillips.

Aji memberi ilustrasi, misalnya Pertamina datang membawa daftar kebutuhan dan ternyata sebagian besar dari daftar tersebut bisa dipenuhi. Di sini bisa dilakukan tukar-menukar. ”Artinya, apa yang dibutuhkan Indonesia bisa kita buat di sini atau di Indonesia. Bisa juga sebagian produk itu dibuat di sini, kemudian dirampungkan di Indonesia.”

Profesional di Indonesia dipandang Aji lebih menguasai lapangan. Aji dan kawan-kawan di luar negeri hanya melengkapi dengan pengetahuan dan jejaring yang sesuai dengan kebutuhan di Indonesia.

”Kami mungkin memiliki akses ke sejumlah ilmu yang belum ada di Indonesia. Di lain pihak, kami tak tahu persis apa yang sebenarnya dibutuhkan Indonesia. Kerja sama saling melengkapi itulah yang ingin dicapai Indonesia Integrated.”

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com