Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wartawati Indonesia Terlibat Sindikat Narkotika Nigeria

Kompas.com - 13/11/2012, 19:45 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang oknum wartawati salah satu media massa nasional berinisial AC, diciduk Badan Narkotika Nasional (BNN). Ia terbukti terlibat peredaran narkotika jenis sabu yang dikendalikan sindikat Nigeria. Bersama AC, BNN juga meringkus lima orang lainnya, dua diantaranya warga negara asing.

Kepala Deputi Pemberantasan BNN, Inspektur Jendral Benny Jozua Mamoto mengungkapkan, lima orang yang ditangkap BNN masing-masing berinisial BD, A, M (Warga Negara Indonesia), NL (Warga Negara Nigeria) dan F (Warga Negara Kamerun). Sebagian ditangkap bersama-sama dan sebagian lagi ditangkap terpisah. AC, BD, A, M dan NL ditangkap pada Senin, 5 November 2012, sementara F satu hari setelahnya.

"AC menunggu di Jalan Sarinah Thamrin, ada taksi, dia naik taksi yang di dalamnya sudah ada BD. Kita yakini ada transaksi di dalam taksi. Petugas menangkap mereka, ketemu satu guling di dalamnya ada 26 plastik berisi 2.609,9 gram sabu," ujar Benny dalam siaran persnya di gedung BNN, Selasa (13/11/2012) sore.

Di dalam taksi itu, petugas juga menciduk A yang merupakan suami BD, meski ia mengaku tak tahu menahu tentang aktivitas peredaran sabu yang dilakukan sang istri.

Kepada petugas, AC mengaku barang haram itu akan diserahkan kepada seorang wanita dengan inisial M di bilangan Pasar Raya Manggarai, tepatnya di sepan sebuah gerai makanan sepat saji, Jakarta Selatan. Petugas kemudian mengawasi AC memberikan sabu itu ke M. Petugas tak lantas menangkap namun membuntuti pergerakannya.

Dalam pengintaian petugas, rupanya M terlihat menyerahkan sabu tersebut kepada NL yang menunggu di dekat lokasi dengan mengendarai mobil berwarna silver. Saat itu lah petugas BNN melakukan penindakan terhadap M dan NL.

"NL berusaha kabur dengan menabrakan mobil ke arah petugas. Saat itu juga petugas terpaksa menembakan senjata ke arah kaki korban sampai dia menyerah," lanjut Benny.

Uang Palsu di Rumah Wartawati

Satu hari setelah penangkapan lima orang itu, petugas kembali melakukan pengembangan ke kediaman AC, sang wartawati di Jonggol, Jawa Barat. Mengejutkan, petugas malah menemukan beberapa lembar uang dolar Amerika Serikat palsu. Petugas pun melakukan pengembangan.

"Kita kembangkan lagi, ternyata mengarah ke J, seorang warga negara Kamerun yang adalah suami si wartawati. Di sana, kami menemukan berdus-dus dolar AS palsu baik bahan baku dan barang jadi bersama cairan kimia yang diduga bahan pengolahan uang palsu," ujarnya.

Kini, seluruh tersangka diperiksa dan ditahan di BNN bersama barang bukti yang telah disita petugas. BNN berencana memisahkan antara kasus peredaran narkotika dengan kepemilikan uang palsu. Rencananya, kasus uang palsu akan dilimpahkan ke Mabes Polri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Whats New
Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Whats New
Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Earn Smart
Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

Whats New
Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Whats New
Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Whats New
Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Whats New
BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

Whats New
Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com