Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Cabai Merah Anjlok karena Pasokan Melimpah

Kompas.com - 17/11/2012, 03:02 WIB

Ciamis, Kompas - Harapan petani di Kabupaten Ciamis dan Tasikmalaya, Jawa Barat, mendapatkan untung, dengan menanam cabai merah, pupus. Harga cabai merah di tingkat petani merosot drastis. Bulan lalu harga cabai merah masih Rp 12.000-Rp 16.000 per kilogram, tetapi Jumat (16/11) menjadi Rp 4.000-Rp 5.000 per kg.

”Pasokan cabai merah melimpah di pasar induk di Jakarta dan Bandung. Selain dari Ciamis, cabai merah juga datang dari Bali, Magelang (Jawa Tengah), dan Malang (Jawa Timur),” kata Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Karangsari di Kecamatan Sukamantri, Ciamis, Pipin Arif di Ciamis, Jumat. Ada sekitar 200 petani di Sukamantri yang menanam cabai merah di atas lahan seluas 150 hektar.

Pipin mengatakan, musim panen kali ini petani tidak mendapatkan untung karena penghasilan mereka hampir impas dengan modal tanam. Untuk satu hektar tanaman cabai merah, petani harus mengeluarkan Rp 70 juta per musim tanam selama tiga bulan. Namun, akibat harga anjlok, pendapatan petani hanya Rp 75 juta per musim tanam selama tiga bulan.

”Dikurangi ongkos produksi dan kirim, petani hanya mendapatkan keuntungan sekitar Rp 3 juta per musim tanam. Petani cabai merah di Sukamantri pun kesulitan mencari modal untuk tanam selanjutnya,” katanya.

Usaha petani untuk mendapatkan keuntungan lain lewat penanam tomat di atas lahan seluas 40 hektar juga tak membuahkan hasil. Pipin mengatakan, meski hasil panen mencapai 30 ton per hektar, petani merugi sebab harga tomat anjlok menjadi Rp 200 per kg. Penyebabnya juga akibat melimpahnya pasokan di pasar.

”Penghasilan tak seimbang dengan biaya tanam karena hanya mendapatkan Rp 6 juta per hektar. Satu hektar lahan tomat butuh Rp 40 juta,” ujar Pipin.

Kondisi yang sama diakui petani cabai merah di Kecamatan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya. Sekitar 50 petani dari 200 petani di kecamatan itu merugi karena harga cabai merah anjlok. Harga cabai merah Rp 12.000 per kg turun menjadi Rp 4.000 per kg.

”Petani yang merugi adalah yang mendapat giliran tanam tiga bulan yang lalu. Total lahan yang ditanami cabai merah sekitar 10 hektar dari total lahan 20 hektar,” kata Ketua Gapoktan Raksa Tani, Kecamatan Taraju, Ahmad Yani.

Ahmad Yani mengatakan, petani mengeluarkan biaya produksi Rp 60 juta per hektar. Namun, saat panen, mereka hanya mendapatkan Rp 12 juta per hektar. Musim kemarau berkepanjangan juga membuat hasil panen cabai merah hanya 3 ton, dari biasanya 15 ton per hektar.

Pupuk kimia berkurang

Di Jawa Timur, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura Kabupaten Madiun Mochammad Nadjib, Jumat, menuturkan, penggunaan pupuk kimia, terutama urea, di kalangan petani di kabupaten itu berkurang. Akibatnya, penyerapan pupuk bersubsidi pun rendah. Pengurangan ini diduga disebabkan oleh meningkatnya kesadaran petani untuk beralih ke organik.

Data Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Madiun menunjukkan, dari alokasi pupuk urea bersubsidi tahun ini sebanyak 32.000 ton, yang terserap baru 21.000 ton. (CHE/NIK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

Whats New
Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Whats New
Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com