Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pangsa Bank Nasional Tergerus Asing?

Kompas.com - 26/11/2012, 09:53 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peta perbankan nasional selama 10 tahun terakhir telah berubah signifikan. Penguasaan aset perbankan nasional baik bank milik pemerintah maupun swasta nasional mulai tergerus dominasi bank asing.

"Penguasaan aset perbankan nasional baik bank milik pemerintah maupun swasta mulai susut. Sementara porsi penguasaan aset oleh bank-bank milik asing meningkat tajam," kata Senior Banking Analyst dan Founder Lembaga Riset Independen Katadata Lin Che Wei di Jakarta, Senin (26/11/2012).

Che Wei mengatakan pangsa aset bank swasta nasional tergerus sekitar 13 persen dari 35 persen di 1998 menjadi hanya 22 persen di 2011. Begitu juga dengan pangsa aset bank negara milik pemerintah yang merosot 14 persen dari 49 persen menjadi hanya 35 persen pada periode yang sama. Sebaliknya, pangsa bank swasta milik asing telah melonjak tajam dari hampir nol persen menjadi 21 persen.

"Bila ditotal dengan kantor cabang bank asing dan bank campuran, maka total pangsa bank milik asing di Indonesia sudah mencapai 34 persen," tambahnya.

Karena itu, Che Wei mengatakan, strategi baru perbankan nasional yang lebih mengutamakan keberpihakan pada bank-bank nasional amat diperlukan. Penerapan sistem multiple-license dapat menjadi salah satu cara yang efektif untuk menciptakan industri perbankan nasional yang lebih sehat.

Sekadar catatan, bank sentral baru saja merilis kebijakan aturan izin berjenjang (multiple license) terhadap bank nasional dan bank asing.

Berdasarkan aturan baru ini, Bank Indonesia nantinya tidak akan secara otomatis memberikan izin usaha bank umum (baik lokal maupun asing) untuk semua kegiatan usaha. BI akan mengklasifikasikan bank dalam empat kelompok berdasarkan modal intinya.

Kelompok pertama, yaitu Rp 100 miliar hingga kurang dari Rp 1 triliun. Kelompok kedua, yaitu Rp 1 triliun hingga kurang dari Rp 5 triliun. Kelompok ketiga, yaitu Rp 5 triliun hingga kurang dari Rp 30 triliun. Kelompok keempat, yaitu Rp 30 triliun ke atas.

Pengklasifikasian ini akan berdampak pada aktivitas bisnis yang bisa dilakukan oleh setiap bank. Semakin tinggi modal inti yang dimiliki sebuah bank, maka semakin luas cakupan produk dan aktivitas yang dapat dilakukannya. Namun, porsi kredit produktifnya pun harus semakin tinggi.

Selain itu, pembukaan jaringan kantor bank tergantung pada alokasi modal inti yang dimilikinya. Setiap pembukaan kantor baru di zona "gemuk", seperti di Jawa, harus juga disertai dengan pembukaan jaringan kantor bank di kawasan Indonesia Timur.

Pengelompokan ini, menurut Che Wei, akan berdampak positif bagi industri perbankan nasional karena meningkatkan kompetisi. "Kompetisi akan lebih meningkatkan kualitas bank dan akan jauh lebih bagus hasilnya jika dilakukan di kelompok yang sejenis," tuturnya.

Kalau pun nantinya hanya akan ada empat bank di kelompok teratas, Che Wei menjelaskan tidak ada masalah. "Justru ini akan bagus untuk memacu bank-bank besar nasional untuk bisa bersaing di level regional," tambahnya.

Baca juga:
Sembilan "Kado" Aturan Bank Sentral Untuk Perbankan
Laba Bank Asing di Indonesia Makin Berkilau

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertamina Tegaskan Tetap Salurkan Pertalite kepada Masyarakat

Pertamina Tegaskan Tetap Salurkan Pertalite kepada Masyarakat

Whats New
Jumlah Kantor Cabang Bank Menyusut pada Awal 2024

Jumlah Kantor Cabang Bank Menyusut pada Awal 2024

Whats New
Viral Video Pejabat Kemenhub Ajak Youtuber Korea ke Hotel, Menhub Minta Kasus Diusut

Viral Video Pejabat Kemenhub Ajak Youtuber Korea ke Hotel, Menhub Minta Kasus Diusut

Whats New
Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli dan Pembagiannya

Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli dan Pembagiannya

Earn Smart
Apa yang Dimaksud dengan Persamaan Dasar Akuntansi?

Apa yang Dimaksud dengan Persamaan Dasar Akuntansi?

Earn Smart
Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Whats New
Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Whats New
Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Whats New
Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com