Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuota BBM Subsidi Harus Ditambah

Kompas.com - 30/11/2012, 06:03 WIB

Jakarta, Kompas - Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi tidak memiliki pilihan lain kecuali meminta tambahan kuota bahan bakar minyak bersubsidi dari pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat. Pemerintah menetapkan kuota BBM bersubsidi pada 2012 sebesar 44,04 juta kiloliter, tetapi diperkirakan kuota akan habis pada 22 Desember nanti.

”Tidak ada pilihan lain kecuali meminta tambahan kuota. Sudah berbagai cara kami upayakan bersama Pertamina, seperti pengetatan penyaluran BBM, tetapi berdampak pada masalah- masalah sosial,” ujar Wakil Ketua Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Fahmi Harsandono, Kamis (29/11), di Jakarta.

BPH Migas berupaya menerapkan program untuk menahan konsumsi BBM subsidi. Namun, program sehari tanpa BBM subsidi pada 2 Desember ditunda. ”Untuk program hari bebas Premium bersubsidi pada 2 Desember kami tunda dulu karena masyarakat sudah terlampau panik dengan pesan pendek yang beredar,” ujarnya. Namun, pihaknya akan melanjutkan program ini tahun depan untuk kota-kota dan stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU) tertentu.

Di tempat terpisah, Wakil Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Ekonomi Pertambangan dan Energi Komaidi Notonegoro mengatakan, solusi untuk mengatasi krisis BBM relatif sulit. ”Jika sudah diputuskan tidak ada pembatasan, tentunya proses pengajuan tambahan kuota juga relatif sulit karena perlu dibahas dengan DPR dan Badan Anggaran DPR yang sebentar lagi sudah akan reses. Jika ada alternatif lain, tentu harus diupayakan,” ujarnya.

Pemerintah sejauh ini berupaya menekan konsumsi BBM bersubsidi yang menyita anggaran pemerintah lebih dari Rp 274,7 triliun. Strategi pemerintah menekan konsumsi BBM bersubsidi, yakni dengan menaikkan harga BBM bersubsidi, mengalihkan BBM ke gas pada semua jenis angkutan, dan melarang mobil pribadi menggunakan BBM bersubsidi. Namun, semua strategi ini praktis tak pernah diterapkan atau tak pernah efektif.

Sementara itu, pasokan BBM bersubsidi jenis Premium di sejumlah daerah sudah pulih. Di Malang dan Jember (Jawa Timur), Makassar (Sulawesi Selatan), Indramayu (Jawa Barat), Tegal (Jawa Tengah), dan Banyuasin (Sumatera Selatan), pasokan BBM bersubsidi jenis Premium dan solar, yang sebelumnya langka sehingga menimbulkan antrean panjang di SPBU, kini dilaporkan telah pulih kembali.

Ketua Himpunan Pengusaha Swasta Nasional Minyak dan Gas Malang Rizal Pahlevi, Kamis, di Malang, mengatakan, pasokan BBM bersubsidi jenis solar dan Premium kini mulai lancar. ”Meskipun belum sampai terjadi ketidaklancaran pasokan, sejak 19 November 2012 sudah dimulai pengurangan. Namun, pada 25 November 2012 pasokan kembali penuh setelah sebelumnya berkurang 10 persen,” katanya.

Namun, kalangan himpunan pengusaha SPBU di Malang ini yakin, pemerintah pada 2013 akan memutuskan menaikkan harga BBM bersubsidi jenis Premium menjadi Rp 6.000 per liter. Kebijakan kenaikan harga ini akan dilakukan bertahap. Dengan konsumsi BBM bersubsidi jenis Premium sebanyak 44 juta kiloliter, diyakini akan ada penghematan sekitar Rp 66 triliun.

(EVY/WIE/ODY/SIR/RIZ/BAY/REK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com