Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RI Siap Hadapi Krisis

Kompas.com - 07/12/2012, 07:28 WIB

NUSA DUA, KOMPAS.com - Indonesia sudah belajar dari krisis ekonomi tahun 1998 dan 2008. Dari kondisi tersebut, Indonesia meningkatkan sistem peringatan dini (early warning system) dan protokol manajemen menghadapi krisis. Kondisi ini membuat Indonesia lebih siap meredam krisis yang datang.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengemukakan hal itu dalam pidatonya saat membuka seminar internasional ”Financial Stability Through Effective Crisis Management and Inter-agency Coordination”, di Nusa Dua, Bali, Kamis (6/12/2012). Seminar dihadiri sekitar 250 orang dari beberapa negara, yang bergerak di sektor finansial.

”Langkah-langkah itu untuk mencegah, mendeteksi, dan mengatasi krisis,” kata Agus. Langkah stabilitas finansial di Indonesia melibatkan empat lembaga yang tergabung dalam Forum Koordinasi Stabilitas Sektor Keuangan.

Michael Taylor dari Financial Stability Board dalam pidato pembukanya menyatakan, kebijakan makroprudensial untuk membatasi risiko sistemis. Risiko itu bisa berupa gangguan-gangguan stabilitas keuangan ataupun risiko yang berakibat serius pada perekonomian.

”Elemen kuncinya adalah identifikasi dan monitor risiko keuangan sistemis serta kalibrasi instrumen makroprudensial,” papar Taylor.

Dari sejumlah krisis finansial yang melanda dunia, ada pelajaran yang bisa diambil, yakni terbangunnya risiko sistemis perlu waktu serta pembuat kebijakan perlu tahu dan paham hubungan pasar intra-finansial yang kompleks.

Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution dalam pidatonya menyebutkan, sejak krisis finansial global mencuat pada pertengahan tahun 2007, isu stabilitas finansial dan manajemen krisis menjadi perhatian dari perspektif akademisi serta pembuat kebijakan.

Kendati Indonesia bisa melewati periode penuh tantangan itu dengan baik, Darmin menegaskan, disadari bahwa tidak ada satu negara pun yang terisolasi dari guncangan ekonomi global.

Langkah terbaik untuk bertahan adalah secara konsisten mencegah kemungkinan terjadinya guncangan. Caranya, ujar Darmin, memastikan struktur ekonomi dan sektor keuangan selalu dalam kondisi kuat. Selain itu, memiliki strategi bisnis yang berlanjut.

Bank Indonesia menempatkan hal ini dalam prioritas penting, terutama di sektor perbankan, dengan porsi aset terbesar di sektor keuangan. Caranya adalah secara terus-menerus memperkuat sektor perbankan dan meningkatkan efisiensi bisnis bank untuk menambah daya tahan bank.

Lebih lanjut, Bank Indonesia akan meningkatkan kerangka kerja manajemen krisis secara komprehensif sebagai bagian dari protokol manajemen krisis. Kerangka kerja Bank Indonesia itu didasarkan pada empat prinsip dasar, yaitu tata kelola, pencegahan dan aksi, koordinasi, serta komunikasi. (idr)

 

Baca juga:
Ini Kelemahan Ekonomi Indonesia sejak Orde Baru
Menkeu: Sejak 2010, Ekonomi Indonesia Tertinggi
Indonesia Fokus Menuju Nomor 7 Dunia
McKinsey: Lima Fakta Indonesia Bisa Jadi Negara Maju pada 2030
Presiden SBY: Jangan Ikuti Strategi Ekonomi Asing


Simak artikel terkait di topik Ekonomi Indonesia Tetap Melaju

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

    Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

    Whats New
    PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

    PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

    Whats New
    KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

    KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

    Whats New
    Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

    Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

    Whats New
    Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

    Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

    Whats New
    Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

    Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

    Whats New
    Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

    Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

    Whats New
    Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

    Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

    Spend Smart
    Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

    Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

    Earn Smart
    Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

    Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

    Whats New
    Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

    Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

    Whats New
    Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

    Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

    Whats New
    Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

    Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

    Whats New
    Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

    Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

    Whats New
    Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

    Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com