Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kereta Bandara Diproyeksikan Pertengahan 2014

Kompas.com - 10/12/2012, 03:02 WIB

Jakarta, Kompas - Kereta Bandara Soekarno-Hatta diproyeksikan beroperasi pertengahan tahun 2014. Kereta bandara ini semula dijadwalkan beroperasi pada akhir 2013 atau dua tahun setelah Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2011 diterbitkan.

Saat ini trase atau rencana jalur rel yang menyambungkan bandara dengan jalur kereta lintas Tangerang masih dalam proses persetujuan.

Menurut Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Direktorat Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Hanggoro Budi Wiryawan, kereta bandara diperkirakan beroperasi bulan Mei-Juni 2014.

Saat ini masih ada sejumlah dokumen yang belum dilengkapi PT Kereta Api Indonesia (KAI) atas trase jalur rel. Sesuai Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2011, penyelenggaraan sarana dan prasarana kereta bandara diserahkan kepada PT KAI.

”Sekarang sedang dalam proses pengembalian berkas ke PT KAI. Apabila semua berkas sudah lengkap, persetujuan akan segera dikeluarkan,” kata Hanggoro, Sabtu (8/12), di sela-sela seminar kereta api yang diadakan Masyarakat Transportasi Indonesia.

Target 2013

Direktur Komersial PT KAI Sulistyo Wimbo Hardjito mengatakan, ada tiga hal yang akan diselesaikan pada akhir tahun 2013, yakni pembangunan jalur Batu Ceper-Bandara Soekarno Hatta sepanjang 12 km, penataan stasiun dan jalur kereta di Stasiun Batu Ceper, serta pembangunan Stasiun Sudirman.

Sebagian jalur kereta bandara ini akan melintasi jalur yang kini digunakan untuk KRL Jabodetabek. Kereta bandara berangkat dari Stasiun Manggarai, melewati Stasiun Tanah Abang, Duri dan lintas Tangerang, Stasiun Batu Ceper, kemudian dilanjutkan dengan jalur baru hingga bandara.

Waktu tempuh kereta bandara dipatok 54 menit. Dalam sehari akan ada 62 perjalanan kereta bandara. Untuk jumlah penumpang, PT KAI menargetkan 6,6 juta orang pada 2014, 7,2 juta orang pada 2015, dan 7,8 orang pada 2016.

Pembangunan jalur ganda di lintas Tangerang masih dikerjakan. Selama ini lintas Tangerang menggunakan rel tunggal sehingga perjalanan KRL tidak maksimal.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com