Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Listrik Rendah

Kompas.com - 17/12/2012, 05:09 WIB

Jakarta, Kompas - Pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi terganjal harga yang rendah. Ketentuan pemerintah terkait dengan harga baru patokan listrik panas bumi belum menyentuh proyek yang ada sehingga menyulitkan upaya pengembangan kapasitas terpasang pembangkit.

Demikian dikemukakan Presiden Direktur Pertamina Geothermal Energy (PT PGE) Slamet Riadhy saat dikonfirmasi Kompas, di Jakarta, Minggu (16/12).

PT PGE menargetkan peningkatan kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dari 402 megawatt (MW) menjadi 800-1000 MW tahun 2014-2015. Peningkatan kapasitas terpasang PLTP tersebut akan ditunjang dengan penambahan kapasitas terpasang panas bumi hingga 800 persen, yakni dari 300 MWe (setara megawatt) menjadi 2.090 MWe atau terbesar di Indonesia pada tahun 2014-2015. Total investasi yang dibutuhkan 6 miliar-7 miliar dollar AS.

Meski demikian, upaya itu kemungkinan terhambat jika belum ada penyesuaian tarif listrik untuk PLTP yang telah beroperasi. Listrik dari PLTP selama ini dipasok ke PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). PT PLN membeli listrik tersebut seharga rata-rata 6 sen dollar AS/kWh.

Menurut Slamet, pihaknya saat ini sedang dalam tahap pembicaraan awal dengan PT PLN untuk negosiasi tarif listrik untuk dua PLTP utama, yakni PLTP Kamojang 2 dan Kamojang 3 di Jawa Barat serta PLTP Lahendong di Sulawesi Utara.

PLTP Kamojang 1, 2, dan 3 masa kontraknya berakhir bulan Juli, September, dan Desember 2012. Saat ini, tarif listrik untuk PLTP Lahendong di kisaran 2-4 sen dollar AS per kilowatt hour (kWh).

Sementara itu Direktur Utama PT PLN (Persero) Nur Pamudji, Minggu, di Jakarta, menegaskan bahwa pihaknya sedang melaksanakan proses negosiasi mengenai harga listrik yang dihasilkan PLTP Lahendong. Selama ini sudah dibayar dengan tarif sementara.

“Kami tidak menolak menaikkan harga listrik, tetapi memang negosiasi belum selesai,” kata Nur Pamudji. Dia menambahkan, PLTP Lahendong merupakan proyek pembangkit listrik berbasis tenaga panas bumi yang sudah lama beroperasi, bahkan sebelum ada aturan perundang-undangan mengenai panas bumi. Oleh karena itu, tidak ada harga patokan listrik untuk penetapan tarif listrik yang dihasilkan pembangkit tersebut, tetapi hanya berdasarkan negosiasi bisnis.

Harga patokan baru

Sebelumnya pemerintah menaikkan harga patokan listrik (feed-in tariff) bagi proyek baru, yakni dari maksimal seharga 9,7 sen dollar AS/kWh menjadi 10-17 sen dollar AS/kWh. Tarif itu mencakup Sumatera 10 sen dollar AS/kWh, Jawa 11 sen dollar AS/kWh, Sulawesi Utara 13 sen dollar AS/kWh, dan Papua 17 sen dollar AS/kWh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Whats New
Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan 'Employee Benefit'

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan "Employee Benefit"

Whats New
Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Spend Smart
Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Whats New
Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Whats New
Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Whats New
Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com