Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Neraca Perdagangan November Defisit 478,4 Juta Dollar AS

Kompas.com - 02/01/2013, 13:22 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan RI selama November 2012 terjadi defisit sebesar 478,4 juta dollar AS. Impor Indonesia kali ini kembali cenderung lebih besar dibanding ekspornya.

Kepala BPS Suryamin menjelaskan impor RI selama November 2012 sebesar 16,92 miliar dollar AS. Sementara ekspor RI dalam periode yang sama hanya 16,44 miliar dollar AS. "Defisit RI selama November sebesar 478,4 juta dollar AS," kata Suryamin di kantor BPS di Jakarta, Rabu (2/1/2013).

Menurut Suryamin, untuk impor selama Januari hingga November 2012 ini mengalami kenaikan 9,92 persen (year over year) menjadi 16,92 miliar dollar AS dari sebelumnya 15,39 miliar dollar AS. Namun bila dibanding dengan Oktober 2012, impor RI cenderung turun 1,67 persen. Impor ini dikontribusikan dari impor migas 4,07 miliar dollar AS dan impor non migas sebesar 3,94 miliar dollar AS.

Sedangkan ekspor selama Januari hingga November 2012 sebesar 16,44 miliar dollar AS, turun 4,6 persen (yoy) dibanding sebelumnya 17,4 miliar dollar AS. Namun bila dibanding dengan Oktober 2012 masih naik 7,3 persen. Ekpor tersebut dikontribusikan dari migas 2,7 miliar dollar AS, naik 2,23 persen dan ekspor non migas naik 8,36 persen menjadi 13,73 miliar dollar AS.

Sementara neraca perdagangan RI selama Januari hingga November 2012 juga mengalami defisit sebesar 1,33 miliar dollar AS. Hal ini juga disebabkan karena impor RI lebih tinggi dibanding ekspornya. Untuk impor mengalami kenaikan 9,4 persen (yoy) menjadi 176,09 miliar dollar AS. Hal ini dikontribusikan dari impor non migas naik 10,77 persen (yoy) menjadi 137,25 miliar dollar AS.

"Impor ini banyak dikontribusikan dari impor mesin dan peralatan mekanik sebesar 26,2 miliar dollar AS dan impor mesin dan peralatan listrik 17,17 miliar dollar AS. Ini merupakan impor barang modal," tambahnya.

Sedangkan ekspor RI sepanjang Januari hingga November 2012 naik 6,25 persen (yoy) menjadi 174,76 miliar dollar AS. Hal ini dikontribusikan dari ekspor non migas yang turun 5,17 persen menjadi 140,76 miliar dollar AS. "Ekspor ini banyak dihasilkan oleh bahan bakar mineral 24,15 miliar dollar AS dan lemak serta minyak hewan nabati 19,67 miliar dollar AS," ujarnya.

Untuk ekspor, China masih banyak menolong tempat ekspor dari tanah air sebesar 18,9 miliar dollar AS, Jepang 15,9 miliar dollar AS dan Amerika Serikat 13,41 miliar dollar AS. Sementara kontribusi ekspor ke negara ASEAN sebesar 28,82 miliar dollar AS (20,47 persen) dan Uni Eropa 16,56 miliar dollar AS (11,77 persen).

Sedangkan impornya, China masih mengontribusikan sumbangan terbesar yaitu 26,42 miliar dollar AS, Jepang 21,11 miliar dollar AS dan Amerika Serikat 10,66 miliar dollar AS. Sedangkan impor ke negara ASEAN sebesar 29,25 miliar dollar AS (21,31 persen) dan Uni Eropa 12,71 miliar dollar AS (9,26 persen).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mudah, Begini Cara Cek Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO

Mudah, Begini Cara Cek Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO

Whats New
OJK: Portofolio Investasi Dana Pensiun Masih Didominasi Instrumen SBN

OJK: Portofolio Investasi Dana Pensiun Masih Didominasi Instrumen SBN

Whats New
Capex Adalah: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Capex Adalah: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Earn Smart
Prospek Reksadana Campuran Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya

Prospek Reksadana Campuran Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya

Whats New
Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara

Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara

Whats New
OJK Tindak 45 Iklan Keuangan yang Langgar Aturan pada Kuartal I-2024

OJK Tindak 45 Iklan Keuangan yang Langgar Aturan pada Kuartal I-2024

Whats New
Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok

Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok

Whats New
Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama

Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama

Work Smart
PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

Whats New
MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

Whats New
Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Whats New
Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Simak Persyaratannya

Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Pemerintah Tetapkan 16 PSN Baru, Pelaksanaannya Disebut Tak Butuh APBN

Pemerintah Tetapkan 16 PSN Baru, Pelaksanaannya Disebut Tak Butuh APBN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com