Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2012, Google Raup Rp 488 Triliun

Kompas.com - 23/01/2013, 11:25 WIB

Ben Margot/AP Duo pendiri Google, Larry Page dan Sergey Brin

KOMPAS.com — Google meraup banyak untung pada kuartal 4 tahun 2012 lalu. Bisnis internet masih sangat menggiurkan bagi Google, tetapi mereka perlu kerja keras untuk membuat unit bisnis perangkat keras ponsel menguntungkan.

Google melaporkan pendapatan kuartal 4 tahun 2012 sebesar 14,42 miliar dollar AS, atau naik 36 persen dari tahun ke tahun.

Tahun 2012 juga menjadi tahun pertama bagi Google yang membukukan total pendapatan hingga 50,18 miliar dollar AS atau sekitar Rp 488 triliun. Angka ini melesat naik dari tahun 2011 yang menghasilkan total pendapatan 37,91 miliar dollar AS.

Angka ini terbilang sangat fantastis, apalagi bila dibandingkan dengan APBN Indonesia tahun 2012, yaitu sekitar Rp 1.400 triliun.

CEO Google, Larry Page, cukup puas dengan prestasi yang diraih perusahaan. "Ini bukan suatu pencapaian yang buruk dalam satu setengah dekade perjalanan kami," kata Page seperti dikutip dari Reuters, Selasa (22/1/2013).

Bisnis Google meningkat karena perusahaan memperkenalkan beberapa produk baru selama kuartal 4 tahun lalu, yang biasanya memang menjadi kuartal terkuat. Google masih mendapat banyak untung dari bisnis iklan meskipun dari sektor ini harus turun 6 persen dibandingkan tahun 2011.

Seperti diketahui, perusahaan ini melayani iklan online, termasuk iklan seluler, iklan display, iklan video, dan sebagainya. Google optimistis iklan di internet akan terus meningkat, apalagi dari platform YouTube.

Selain itu, sistem operasi mobile Android masih akan menjadi mesin uang bagi Google. Semakin banyak produsen yang mengadopsinya. Lebih dari 1 juta perangkat Android diaktifkan setiap hari.

Unit bisnis perangkat mobile Google, yaitu Motorola Mobility, tidak bernasib begitu baik. Motorola mengalami kerugian operasional 353 juta dollar AS pada kuartal 4 tahun 2012.

Google harus memutar otak agar perusahaan ini menguntungkan dan melakukan restrukturisasi. "Kita sekarang hidup di dunia multilayar. Kita akan merasa telanjang jika hidup tanpa ponsel pintar," ujar Page. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com