Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rakit Bambu, Upaya Mengenalkan Loksado

Kompas.com - 23/01/2013, 14:37 WIB

Oleh Defri Werdiono

Awalnya, rakit bambu dikenal sebagai angkutan hasil kebun masyarakat Dayak Loksado di Sungai Amandit, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan. Namun, kini, rakit digunakan untuk wisata menyusuri sungai sambil menikmati keindahan alam di Pegunungan Meratus. Itulah yang dilakukan oleh 53 tim dari peserta rakit bambu (bamboo rafting), yang mengikuti Wisata Balanting Paring, yaitu menyusuri Sungai Amandit dengan rakit bambu.

Selain untuk memperingati hari jadi ke-62 pemerintahan kabupaten tersebut, acara yang digelar pada akhir Desember tahun lalu juga untuk mengangkat nama dan citra Loksado ke dunia luar.

Loksado merupakan kawasan bermukimnya suku Dayak Meratus, yang terletak di Hulu Sungai Amandit, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan (Kalsel). Kawasan di Pegunungan Meratus itu dikenal memiliki alam yang sangat indah, asri, dan masih alami.

”Lanting paring”

Dalam bahasa Banjar, lanting paring digunakan untuk menyebut sebuah rakit bambu, yang terdiri atas 16-20 batang bambu dengan panjang lebih dari 6 meter. Batang-batang bambu itu disatukan secara berjajar dan diikat dengan tali. Rakit bambu itu dinaiki lima penumpang ditambah seorang joki, yang berfungsi mengendalikan arah dan tujuan rakit bambu itu,

Joki yang berdiri di bagian depan rakit memegang peranan sangat penting. Sembari memegang galah sepanjang sekitar 3 meter, sang joki berusaha keras mengendalikan laju rakit agar bisa melintasi jeram dengan selamat. Adakalanya, joki harus melompat ke sungai guna mengarahkan ujung rakit agar bisa bermanuver di sela-sela bebatuan.

Namun, jadi joki tak bisa sembarangan. Ia juga harus tangkas. Tak jarang, saat di tengah perjalanan, bilah bambu yang diikat dengan tali untuk menyatukan bambu-bambu itu terputus akibat gesekan antara rakit dan bebatuan. Di sinilah peranan joki, yang harus terus menjaga agar bambu tidak tercerai-berai dan penumpangnya jatuh ke sungai. Dengan kedalaman sungai yang mencapai 3-4 meter, maka joki harus mampu membetulkan ikatan itu dengan tali baru.

Tak banyak yang tahu persis jarak yang ditempuh rakit bambu saat menyusuri Sungai Amandit. Biasanya mereka hanya hafal berdasarkan waktu. Misalnya, dari dekat terminal Loksado sampai daerah Tanuhi, jaraknya bisa ditempuh dalam waktu dua-tiga jam. Jika diukur lewat jalan darat jaraknya mencapai sekitar 8 kilometer.

Meski demikian, sepanjang perjalanan rakit bambu banyak pemandangan indah yang bisa dinikmati. Tidak hanya bentang alam yang berbukit-bukit dan relatif masih hijau, tetapi juga aktivitas masyarakat Dayak yang juga menarik diamati, baik yang ada di perkampungan, ladang, maupun pinggir sungai.

Saat menyusuri sungai, wisatawan juga bisa melihat beragam vegetasi yang tumbuh di sepanjang aliran Sungai Amandit. Jika beruntung, mereka bisa melihat anggrek, baik yang tumbuh di tanah maupun batang pepohonan. Loksado dan Meratus ini memang dikenal sebagai habitat anggrek alam di Kalimantan.

Menurut Perhimpunan Anggrek Indonesia Kalsel, dari 4.000-an jenis tanaman anggrek di Indonesia, sebanyak 3.000-an di antaranya ada di Kalimantan. Dari jumlah 3.000-an anggrek tersebut, 1.000-an di antaranya berada di Kalsel, terutama di Pegunungan Meratus. Jenis anggrek tersebut di antaranya Phalaenopsis Cornu cervi (anggrek bulan gergaji) dan Grammatophyllum Speciocum (anggrek tebu).

Beberapa jenis flora lainnya yang menjadi kekayaan Meratus adalah aneka rempah, seperti kemiri, kayu manis, cengkeh; buah-buah; dan karet. Loksado sendiri dikenal sebagai kawasan penghasil kayu manis di Kalsel. Aktivitas masyarakat saat memanen kayu manis dan karet juga cukup menarik jika dapat dilihat.

Setelah lepas dari wilayah Amandit, penumpang akan memasuki kawasan Loksado, yang masih menyimpan sejumlah kekayaan menarik lainnya. Di Tanuhi, misalnya, terdapat pemandian air panas yang bisa dinikmati sepanjang waktu. Di kawasan pegunungan yang berketinggian sekitar 800 meter dari permukaan air laut itu, juga terdapat sejumlah air terjun meskipun tidak terlalu tinggi. Misalnya, Haratai, Riam Hanai, Rampah Menjangan, dan Kilat Api.

Bisa dijual

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com