Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua KPK: Kalau Freeport Macam-macam, Kami Sikat

Kompas.com - 06/02/2013, 21:31 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membantah tidak "serius" menangani dugaan korupsi di sektor tambang. Korelasi rendahnya penanganan dugaan korupsi sektor ini dengan seringnya kunjungan Duta Besar Amerika Serikat ke KPK juga dibantah.

"Tidak ada perlakuan khusus bagi Dubes AS, banyak dubes asing lain juga datang," kata Ketua KPK Abraham Samad dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR, Rabu (6/2/2013). Dia pun memastikan tidak ada diskriminasi dalam penanganan kasus korupsi.

Abraham menegaskan tidak ada kesepakatan apa pun antara KPK dan Duta Besar Amerika Serikat, termasuk soal tambang. "Kalau Freeport macam-macam, kami sikat," ujar dia.

Sebelumnya, Ketua Komisi III DPR I Gede Pasek Suardika menyoroti rendahnya kinerja KPK dalam mengungkap kasus dugaan korupsi di sektor pertambangan. "Saya mau tanya soal kasus tambang (apakah) sudah ada yang ditangani. Kasus perusahaan asing yang diduga merugikan negara belum ada yang terungkap," ujar dia.

Korelasi rendahnya penanganan kasus dugaan korupsi sektor tambang dengan seringnya Duta Besar Amerika Serikat menyambangi KPK adalah lontaran pertanyaan dari Wakil Ketua Komisi III DPR Tjatur Sapto Edi.

Wakil Ketua KPK Adnan Pandupraja menjelaskan kedatangan Dubes Amerika Serikat ke KPK adalah bentuk penghargaan dunia luar atas kinerja KPK. "Dubes Amerika itu mau tahu bagaimana sih caranya KPK bisa begitu sukses. Bahkan mantan komisioner KPK diminta bangun KPK di Afganistan. KPK sekarang ini sudah jadi rujukan bagaimana lembaga antikorupsi bekerja," papar dia.

Sementara itu, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera menyoroti dana asing yang mengalir ke KPK. Anggota Komisi III dari fraksi tersebut, Indra, menegaskan bahwa KPK harus menghentikan kerja sama bantuan asing dalam bentuk apa pun.

Pemerintah, kata Indra, harus sanggup memberikan beasiswa ataupun dana pelatihan untuk KPK. Jangan sampai, ujar dia, KPK diinfiltrasi dengan nilai-nilai yang masuk begitu saja. "Harapan saya, stop lakukan kerja sama bantuan dari asing. Kami tunggu kerja nyata KPK untuk tangkap para penilep uang rakyat di perusahaan tambang itu," ujar Indra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com